Pada 14 Desember 2023, dalam rangkaian acara Indonesian Women's Forum (IWF) 2023, diadakan sebuah panel diskusi bertajuk "Perempuan Penjaga Bumi". Panel ini menjadi salah satu sorotan utama dalam konferensi "Aksi Nyata untuk Bumi", yang mengangkat peran penting perempuan dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui kearifan lokal dan inovasi. Para narasumber yang dihadirkan membagikan pandangan, pengalaman, serta solusi konkret yang dapat diterapkan dalam upaya pelestarian alam.
Kearifan Lokal dalam Menjaga Lingkungan: Peran Perempuan Dayak
Panel diskusi dibuka dengan paparan dari DR. Dolvina Damaus, seorang tokoh adat perempuan dan Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Ia menyampaikan bahwa kearifan lokal Suku Dayak, khususnya dalam praktik berladang, telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Aktivitas berladang tidak hanya memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, dan spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai cara untuk melestarikan alam.
“Dalam berladang, kami tidak meninggalkan begitu saja setelah selesai memanen. Justru, kami bergotong-royong menjaga kelestarian setiap jengkal tanah supaya dapat terus digunakan. Kami bergantian mengerjakan ladang, saling bertukar dan menanam bibit tanaman supaya tetap terjaga kelestariannya,” tutur Dolvina.
Budaya Nirlati: Komunikasi dengan Alam sebagai Bagian dari Kehidupan
Salah satu tradisi unik dalam budaya Dayak adalah nirlati, di mana perempuan Dayak berbicara kepada tanaman yang mereka pelihara. Tradisi ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap tumbuhan memiliki roh atau jiwa. Dolvina menambahkan, “Perempuan Dayak yakin, kalau kita memelihara alam, menyayangi alam, bumi akan memberikan hasil yang terbaik juga untuk kita.”
WWF dan Pendekatan Kearifan Lokal: Belajar dari Komunitas
Pendekatan berbasis kearifan lokal juga diterapkan oleh Dewi Lestari Yani Rizki, Chief Conservation Officer dari Yayasan WWF Indonesia. WWF bekerja dengan komunitas lokal, terutama perempuan, untuk memanfaatkan pengetahuan tradisional dalam menjaga keanekaragaman hayati. Salah satu contoh keberhasilan program ini adalah pelatihan yang diberikan kepada perempuan di Papua dalam mengelola sagu, bahan makanan pokok mereka. Dengan program pendampingan WWF, mereka dilatih untuk membuat produk-produk bernilai ekonomis, seperti kerupuk sagu, yang kemudian dijual untuk meningkatkan pendapatan.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga: Menghadapi Tantangan Lingkungan dari Level Terkecil
Topik lain yang dibahas dalam panel ini adalah pengelolaan sampah rumah tangga. Sulistyowati, pengurus Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mutiara Bogor Raya, Kota Bogor, Jawa Barat, membagikan pengalaman bagaimana ia menggerakkan warga untuk memilah sampah di tingkat rumah tangga. Meskipun sosialisasi gerakan memilah sampah sering menghadapi tantangan, seperti warga yang masih enggan memisahkan sampah organik dan anorganik, Sulistyowati berhasil mengatasinya dengan pendekatan yang inovatif.
“Akhirnya, kami berstrategi dengan, misalnya, menjemput sampah-sampah mereka. Juga, sampah-sampah anorganik yang telah dipisah, kami berikan rewards berupa penukaran dengan barang kebutuhan rumah tangga, dari sembako hingga bahan bangunan,” kata Sulistyowati.
Daur Ulang Sampah Tekstil: Mengubah Limbah Menjadi Produk Baru
Peran daur ulang sampah tekstil juga mendapat sorotan dalam diskusi ini. Asri Welas, seorang publik figur dan Duta WWF Indonesia, berbagi kisah bagaimana ia mendaur ulang sampah tekstil menjadi bahan baku tekstil baru. Baju-baju yang sudah tidak terpakai lagi, yang sebelumnya menjadi limbah tekstil, didaur ulang menjadi benang-benang baru yang kemudian dipintal atau ditenun kembali. Asri saat ini tengah menyiapkan terobosan di bidang mode yang akan diluncurkan pada tahun 2024 dengan menggunakan tekstil daur ulang tersebut.
Gaya Hidup Ramah Lingkungan: Inspirasi untuk Kaum Muda
Gaya hidup ramah lingkungan yang digabungkan dengan kecintaan pada mode juga menjadi fokus dari Alifa Khairunissa Adelia, seorang fashion influencer dan MoNa Warrior WWF Indonesia. Alifa menggunakan platform media sosialnya untuk menginspirasi kaum muda agar memilih gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Melalui langkah-langkah kecil seperti memilah sampah, meninggalkan fast fashion, dan memilih produk-produk yang lebih ramah lingkungan, Alifa berhasil menarik perhatian generasi muda untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian bumi.
Inspirasi dan Gagasan Inovatif Perempuan Penjaga Bumi
Panel "Perempuan Penjaga Bumi" di Indonesian Women's Forum 2023 telah memperlihatkan bagaimana perempuan dapat memainkan peran vital dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui kearifan lokal dan inovasi. Dari praktik tradisional seperti berladang dan nirlati hingga pendekatan modern dalam pengelolaan sampah dan daur ulang, perempuan-perempuan ini menunjukkan bahwa tindakan nyata dapat dimulai dari langkah-langkah kecil di komunitas lokal. Melalui inspirasi dan gagasan inovatif mereka, para narasumber telah membuka jalan bagi gerakan yang lebih luas dalam mewujudkan peran penting perempuan sebagai penjaga bumi.
Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI WWF Indonesia
Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik
Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.
scan disini
Atau dapatkan di
Panduan Aplikasi AKSI
WWF Indonesia
- Website: https://wwf.id/
- Yotube: @WWFIndonesia
- X: @WWF_ID
- Instagram: @wwf_id
- Tiktok: @wwf_id