Oleh: Eka Utami Aprilia
Jelang Maghrib, 16 Maret 2025, kegiatan Ramadhan Ramah Bumi: Mongabuburit di Work Coffee, Lebak Bulus baru saja memasuki acara puncak, tapi Kirana Putri Saraswati sudah punya oleh-oleh dari event tersebut. Cenderamata yang akan dibawa pulang oleh anggota Members of Nature (MoNa) itu berupa bag charm, gantungan tas yang lagi populer di kalangan anak muda akhir-akhir ini. Kirana mendapatkan buah tangannya setelah mengikuti sesi workshop upcycle plastic waste yang dipandu komunitas RUE. Dia membuatnya sendiri dari botol plastik sekali pakai yang sudah tidak digunakan. “Saya bikin bentuk bunga seperti ini. Seharusnya di bawahnya ada kupu-kupu, tapi tadi terlepas,” kata Kirana sambil menunjukkan bag charm barunya.
Sebenarnya, Kirana mengaku sempat kesulitan dalam pembuatan bag charm tersebut. Terutama, lanjutnya, saat proses membakar pinggiran plastik yang sudah digunting. Tapi, dengan kegigihannya, akhirnya Kirana pun bisa menyelesaikan proyeknya dalam waktu 1,5 jam.
Aktivitas upcycle plastic waste adalah bagian dari Ramadhan Ramah Bumi: Mongabuburit, acara khusus yang diinisiasi tim Members of Nature untuk memberikan pengalaman unik bagi para anggota komunitas lingkungan tersebut. Pada kegiatan ini, sebanyak 40 peserta yang terlibat telah berhasil mendaur ulang 0,75 kilogram plastik sekali pakai. Dengan mengikuti aktivitas ini member jadi tahu salah satu cara mengolah sampah plastik sekali pakai, merasakan sendiri bagaimana tantangan saat membuatnya, dan mendapat kepuasan saat berhasil menyelesaikan proyeknya.
Selain kegiatan upcycling, peserta juga menambah wawasan tentang lingkungan dari expert WWF-Indonesia pada sesi talkshow. Dalam Bincang Ramah Bumi tersebut, Waste Management Specialist, Taufik Walinono menyinggung bahwa “recycle” yang menjadi salah satu prinsip pengelolaan sampah 3R memang tidak mudah. “Karena harus ada dukungan alat, dan di ujung prosesnya harus menciptakan alat baru yang bermanfaat,” ujarnya.
Oleh karena itu, melalui program Plastic Smart Cities, Taufik selalu mendorong agar masyarakat benar-benar mempraktikkan 3R, mulai dari mengguna ulang barang tidak terpakai, mengurangi sampah, dan tak kalah penting memilah sampah dan memastikan sampah kering terpilah bersih dari sampah basah. “Kalau bisa, pemilahan itu sudah menjadi kewajiban,” katanya. Alasannya, lanjut Taufik, dengan memilah maka masyarakat bisa membantu dengan tidak menambah beban orang-orang yang aktif dalam usaha daur ulang.
Senada dengan Taufik, MoNa Warrior, Della Dartyan juga sepakat tentang anjuran untuk menerapkan pemilahan sampah. Ia sendiri juga sudah melakukan pemilahan organik dan nonorganik. Bahkan, Dela mengaku sudah menerapkan traveling tanpa sampah saat menjalankan hobinya naik gunung. Dela juga mengungkapkan bahwa aksi positif untuk lingkungan lebih menyenangkan diupayakan bersama-sama, salah satunya dengan bergabung bersama Members of Nature.
Pendapat kedua narasumber pada sesi talkshow pun diamini oleh Ustaz Maulana yang mengisi sesi tausiyah menjelang berbuka puasa. Menurut Ustaz Maulana, kebersihan harus selalu dijaga, apalagi di Bulan Ramadan di mana jumlah sampah plastik meningkat. “Agama didirikan dengan kebersihan. Kalau bersih, ibadah juga nyaman,” pesannya.
Ketika tiba waktunya berbuka, para member berbaur dengan sesama anggota maupun tim WWF-Indonesia. Obrolan seputar lingkungan pun mengemuka di antara mereka. Beberapa member mengungkapkan pandangannya mengenai isu pengelolaan sampah. Salah satunya Erik Cahyanta yang berharap penerapan prinsip 3R lebih ditingkatkan lagi. “Sebenarnya ada 9R. Saya sendiri sudah menerapkan yang 9R mulai dari refuse, menolak penggunaan plastik sekali pakai,” ujarnya. Tetapi, Erik menyadari bahwa untuk mengawali perubahan dari langkah awal yang sederhana dengan konsisten menerapkan 3R.
Sementara member lainnya, Ida Luther bercerita sudah melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan lima tempat sampah dengan warna berlainan di rumahnya. Wadah pembuangan untuk sampah kering jenis kertas, plastik, dan kaca pun dibedakan. Tujuannya agar semua anggota keluarga hingga asistennya bisa terbiasa memilah sampah. Selanjutnya, Ida juga sudah mengunduh aplikasi yang memungkinkan pengangkutan sampah untuk didaur ulang.
Di penghujung acara, anggota Members of Nature memperlihatkan raut bahagia karena telah menghabiskan waktu untuk aktivitas positif bersama. Dari kegiatan ini, mereka mendapat ilmu baru, teman baru, dan gantungan tas baru yang dibuat sendiri dari bahan daur ulang. Kalau bag charm diartikan sebagai sebuah pernyataan gaya yang mencerminkan karakter pemakainya. Maka, bag charm dari bahan daur ulang yang menggantung di tas peserta kegiatan hari itu benar-benar menggambarkan pribadi penggunanya, yaitu anggota Members of Nature, para pecinta lingkungan.