Kota Depok dilalui oleh beberapa aliran sungai, termasuk Sungai Ciliwung dan Pesanggrahan, serta memiliki 13 sub-unit daerah aliran sungai dan 22 danau. Sungai-sungai dan danau ini sering menjadi tempat akumulasi sampah plastik yang mencemari ekosistem. Dengan pertumbuhan populasi yang pesat, Kota Depok menghadapi peningkatan volume sampah plastik yang signifikan, terutama sampah sekali pakai.
Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Depok menandatangani perjanjian kerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia untuk bergabung dalam inisiatif Plastic Smart Cities. Deklarasi ini menjadi langkah awal bagi Depok dalam mengatasi masalah sampah plastik yang semakin mendesak. Melalui PSC, kota ini berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di alam dan mendorong pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.
Implementasi Program PSC di Depok
Program PSC di Kota Depok melibatkan berbagai mitra yang terdiri dari lembaga masyarakat, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah. Pada periode 2022-2023, beberapa mitra utama yang terlibat dalam pelaksanaan PSC di Depok antara lain Bank Sampah Unit Annisa, Bank Sampah Induk Rumah Harum, dan Rappo Indonesia. Setiap mitra berperan penting dalam mengelola sampah plastik melalui kegiatan pengumpulan, daur ulang, dan pemberdayaan masyarakat.
Bank Sampah Unit (BSU) Annisa
Berlokasi di Sukmajaya, Depok, BSU Annisa telah menjadi pionir dalam pengelolaan sampah plastik di lingkungan lokal. Melalui program pengumpulan sampah, upcycling, dan edukasi, BSU Annisa berhasil meningkatkan volume sampah plastik yang dikumpulkan menjadi 30,8 ton pada tahun 2023, dibandingkan 6,5 ton pada tahun sebelumnya. Meskipun menghadapi tantangan seperti kendala legalitas kendaraan operasional, BSU Annisa terus berinovasi dan memperluas jangkauan pelayanannya dari 288 rumah tangga menjadi 1000 rumah tangga di tiga RW.
Bank Sampah Induk (BSI) Rumah Harum
BSI Rumah Harum, yang didirikan pada tahun 2013, berfokus pada pengelolaan sampah plastik jenis multilayer packaging (MLP) dan plastik HDPE. Dengan dukungan PSC, BSI Rumah Harum mengelola 105 ton sampah plastik selama tujuh bulan pada tahun 2023, menghasilkan produk upcycle seperti eco paving block dan beam plastic. Selain itu, BSI Rumah Harum memberikan edukasi kepada masyarakat dan melibatkan 130 bank sampah unit serta 650 rumah tangga nasabah individu.
Rappo Indonesia
Rappo Indonesia, sebuah lembaga wirausaha sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui daur ulang plastik, turut terlibat dalam program PSC di Depok. Pada tahun 2023, Rappo Indonesia melatih 10 perempuan untuk mengolah plastik single layer menjadi produk kreatif seperti tas dan aksesoris. Selama periode ini, Rappo Indonesia berhasil mengolah 14.445 buah plastik menjadi 422 produk daur ulang.
PT. Nutrifood Indonesia
Sebagai salah satu mitra swasta PSC, PT. Nutrifood Indonesia memberikan hibah peralatan pengolahan sampah plastik bernilai rendah di Bank Sampah Induk Rumah Harum. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengolah plastik fleksibel seperti multilayer packaging menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomi, seperti papan kaso.
Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB)
YPBB berfokus pada pemberdayaan kaum muda dalam program Youth Activist Plastic Smart Cities. Melalui program ini, YPBB melibatkan 198 anak muda di Depok untuk mengikuti edukasi mengenai pengurangan sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, para peserta berhasil mengurangi volume sampah hingga 54%, setara dengan pengurangan 0,84 ton sampah per tahun.
Pencapaian dan Tantangan
Program PSC di Depok telah mencapai berbagai pencapaian penting dalam pengelolaan sampah plastik. Total sampah plastik yang berhasil dikumpulkan sepanjang tahun 2023 mencapai 89,1 ton, dengan sebagian besar diolah menjadi produk upcycle yang memiliki nilai ekonomi. Namun, program ini masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan bahan baku daur ulang dan kendala teknis dalam pengelolaan operasional.
Keberhasilan program ini juga menunjukkan potensi besar dalam mendorong ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah plastik yang efektif. Dengan partisipasi aktif masyarakat dan dukungan dari pemerintah serta sektor swasta, program PSC di Depok dapat terus berkembang untuk mencapai tujuan jangka panjang mengurangi kebocoran plastik ke alam sebesar 30% pada tahun 2030.
Kesimpulan
Inisiatif Plastic Smart Cities di Kota Depok telah menunjukkan dampak positif dalam mengurangi polusi plastik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program ini dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengelola sampah plastik secara efektif.
Upaya lebih lanjut masih diperlukan untuk memperluas jangkauan program ini dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah plastik di Kota Depok. Dengan dukungan yang konsisten, Depok dapat mencapai visinya sebagai kota yang lebih bersih, hijau, dan bebas sampah plastik(PSC Report 2023 - DEPOK).
Tidak terdapat daftar isi.