Diterbitkan pada 12 November 2024
Oleh: Admin
Dilihat: 216 Kali
The Trashformation Journey
Source: WWF Indonesia
Bagikan

Oleh: Adinda Fitri Aulia, Fahtia Maharani, Nadiyah Putri Zaherdini, Yoshi Julia Rahman 

 

Kunjungan kami bersama Plastic Smart Cities kali ini berkeliling ke tempat-tempat yang punya cara kreatif banget buat ngubah sampah plastik jadi barang bernilai. Dari Bank Sampah Gunung Emas di Jakarta Timur dan Bank Sampah Annisa di Depok, sampai BSU Kenanga dan Bersih Istiqomah di Bogor, semua punya inovasi keren. Belum lagi kunjungan ke Rappo Indonesia, usaha sosial yang nyulap sampah plastik jadi produk fashion yang super stylish! Ternyata, sampah plastik nggak cuma bikin masalah, tapi juga bisa jadi peluang luar biasa buat masa depan yang lebih hijau! 

Pengalaman pertama kami dimulai di Bank Sampah Gunung Emas, sebuah bank sampah di Jakarta Timur yang sudah cukup advance. Seperti bank sampah pada umumnya, warga menimbang dan menukar sampah dengan nilai ekonomi. Namun, yang membuat Bank Sampah Gunung Emas istimewa adalah kolaborasinya dengan berbagai mitra, termasuk Paragon, untuk memperluas dampak positif pengelolaan sampah.     

Nah, saat ini juga Bank Sampah Gunung Emas sedang bekerja sama dengan tim Plastic Smart Cities WWF-Indonesia untuk merancang tong pilah sampah dengan sistem warna dan konsep yang lebih terstruktur. Kerennya lagi, Ibu Vera Nofita,  Founder dan Direktur bank sampah ini, yang juga sering menjadi narasumber di berbagai acara tentang sampah, sangat antusias dengan rencana tersebut. 

Selain itu, kunjungan kali ini sangat seru juga karena Ibu Vera dengan semangatnya menceritakan bagaimana pengalaman ia sering diundang sebagai narasumber di acara-acara yang membahas pengelolaan sampah. “Saya sering berbicara di seminar dan workshop, memberikan wawasan tentang pentingnya memilah sampah dan bagaimana pengelolaannya bisa membantu lingkungan.” ungkap Ibu Vera. 

“Wah, luar biasa, Bu! Bisa jadi narasumber di acara-acara besar seperti itu pasti seru dan inspiratif banget, jadi kepengen ikutan deh bu!” ucap Adinda, dengan penuh kekaguman setelah mendengar cerita pengalaman Ibu Vera. 

Dalam kunjungan ini, kami juga menjelaskan rencana kami untuk mengadakan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan keteraturan profil media sosial Bank Sampah Gunung Emas. Workshop ini akan memberikan tips dan trik dalam pengelolaan media sosial yang lebih efektif, termasuk cara membuat konten yang menarik dan terjadwal dengan baik.  

Ibu Vera, menyambut baik rencana tersebut. “Kami sangat terbuka untuk pelatihan ini. Kami berharap, melalui pelatihan ini, media sosial kami bisa menjadi lebih menarik, teratur, dan lebih efektif dalam membangun branding kami,” ujarnya dengan penuh antusias. 

Kunjungan kami berikutnya adalah ke Bank Sampah Annisa yang berada di Depok. Di sini, kami melihat bagaimana Bank Sampah Annisa berhasil mengelola sampah plastik menjadi produk-produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Mereka tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah, tetapi juga mengubah limbah plastik menjadi kerajinan tangan, aksesoris, meja dan juga bangku.  

"Kami ingin menunjukkan bahwa sampah plastik bukanlah sampah yang tidak berguna. Dengan kreativitas, kami bisa mengubahnya menjadi barang yang ramah lingkungan dan memiliki nilai jual," ujar Ibu Ratih, Ketua Bank Sampah Annisa.  

Hal yang membuat kunjungan kami ke Bank Sampah Annisa semakin berkesan adalah kekompakan tim yang luar biasa. Uniknya, begitu kami tiba, seluruh anggota tim kompak mengenakan dresscode seragam berwarna pink. "Lucu banget, pas kita sampai, ibu-ibunya kompak banget pakai dresscode pink, dan pada semangat - semangat banget dalam memilah sampahnya!" ujar Adinda, sambil tersenyum. 

Masih di daerah Depok, kami berkunjung ke Rappo Indonesia. Rappo merupakan sebuah usaha sosial yang berfokus pada pemanfaatan produk-produk fashion seperti, case laptop , totebag ramah lingkungan, case earphone atau tws dan banyak produk lainnya yang menarik dan dibuat dari tangan handal ibu-ibu prasejahtera dengan semangat yang membara serta luar biasa.    

“Harapannya, Rappo Indonesia dapat memberikan kontribusi lebih lanjut untuk pelestarian lingkungan dengan mengolah sampah plastik menjadi produk-produk ramah lingkungan yang trendy, serta terus berkolaborasi dengan perempuan-perempuan prasejahtera di depok agar mereka tetap bisa produktif sekaligus membantu perekonomian mereka” ujar Kak Noe dari Rappo Indonesia.  

Setelah mendengar statement yang disampaikan oleh  Kak Noe, kami sangat kagum dengan harapan jangka panjang dari Rappo Indonesia. “Wah, selain membantu pelestarian lingkungan, menghasilkan produk-produk yang keren, juga berkolaborasi lagi dengan perempuan-perempuan prasejahtera! Keren bangeeettttt!” Ujar Nadiyah, sambil mengacungkan dua jempol. 

Kemarin kunjungannya masih ke bank sampah di Jakarta dan Depok, sekarang giliran mampir ke Bogor, tepatnya di BSU Kenanga dan BSU Bersih Istiqomah. Ternyata, bank sampah yang ini juga salah satu yang terbaik di kota Bogor, lho! Kami, para anak magang, langsung excited buat lihat gimana mereka mengelola sampah plastik di sini. 

Waktu sampai ke tempat pertama yaitu BSU Kenanga, meskipun lagi nggak ada yang setor sampah, Pak Abu selaku ketua BSU Kenanga, tetap ngajak kita keliling dan ceritain banyak hal seru. Pakai mobil pickup yang diberikan oleh WWF-Indonesia, kami diajak ke lokasi dropbox botol plastik di Sekolah Panaragan dan Perumahan Panaragan.   

Ternyata, botol-botol plastik di dropbox ini baru diambil sebulan sekali kalau udah penuh, lalu ditimbang dan dipilah sesuai kategori sampahnya. “Serasa tur keliling Bogor!” celetuk Fahtia sambil ketawa. Bukan hanya urusan plastik, BSU Kenanga juga punya tempat khusus buat mengolah sampah organik yang disebut “Rumah Maggot.” Sampah-sampah ini diubah jadi pakan Maggot yang dimana Maggot adalah larva dari lalat hitam yang dikenal bisa mengurai sampah organik dan diolah menjadi pakan bernutrisi untuk hewan ternak.—keren, kan? Bayangin, dari sampah jadi makanan untuk budidaya hewan.  

Nah, setelah mampir ke BSU Kenanga, kami langsung lanjut ke BSU Bersih Istiqomah, tempat di mana eco-enzyme dibuat dalam skala cukup besar. Begitu masuk, mata kami langsung tertuju pada deretan galon bekas yang penuh cairan beragam warna ada yang baru dibuat beberapa bulan, ada juga yang udah tahunan.   

Rasa penasaran kami pun langsung terjawab saat Bu Nurita, ketua BSU Bersih Istiqomah, ngajarin kami cara membuat eco-enzyme. Eco-enzyme adalah cairan serbaguna yang dibuat dari fermentasi sampah dapur, seperti kulit buah dan sayuran. Cairan ini bisa dipakai untuk banyak hal—dari pembersih alami, pengusir serangga, sampai pupuk tanaman—jadi, nggak cuma ramah lingkungan tapi juga super bermanfaat. Dan ternyata, prosesnya sederhana yaitu cukup campurkan sampah dapur yang mengandung vitamin C seperti kulit jeruk/lemon, sayuran dapur, molase/gula, dan air, lalu tutup rapat dan tunggu selama tiga bulan. “Tinggal dicampur dan diamkan, nanti bakal berubah jadi cairan serbaguna,” kata Bu Nurita.  

Hari berikutnya, tim kami excited banget menghadiri acara serah terima motor roda tiga untuk Bank Sampah Puspa Cindra Kana yang berlokasi di Sunter. Motor kece ini merupakan bantuan dari Nutrimart dan Avoskin, yang diserahkan langsung ke Ibu Sulis sebagai pengurus Bank Sampah PCK. Dari pihak Nutrimart, hadir Wim Tam sebagai Supply Chain E-commerce Nutrifood, dan dari Avoskin, Vemditha Kriswidjaya Sadiq sebagai CSR and Sustainability Specialist of Avoskin. 

Motor roda tiga ini akan jadi solusi keren buat operasional Bank Sampah PCK. Bayangin aja, proses angkut-mengangkut sampah jadi lebih simpel dan cepat. Pastinya, kegiatan daur ulang dan pengelolaan sampah di Bank Sampah PCK jadi lebih efisien. Lebih dari sekadar alat transportasi, motor roda tiga ini menjadi simbol inspiratif kolaborasi antar-brand yang memiliki komitmen kuat untuk peduli terhadap lingkungan, terutama penanggulangan sampah plastik. Dengan adanya bantuan dari Nutrimart dan Avoskin, Bank Sampah PCK siap menghadapi tantangan dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Semoga saja, dengan hadirnya kerja sama positif ini, makin banyak komunitas dan individu yang sadar pentingnya dukung inisiatif hijau di lingkungan mereka.  

Dari keliling BSU Kenanga yang memperlihatkan bagaimana tempat tempat dropbox berada, hingga belajar cara bikin eco-enzyme yang bermanfaat untuk banyak hal di BSU Bersih Istiqomah, kami semakin sadar bahwa sampah itu bukan masalah, tapi peluang. “Kegiatan kunjungan kita minggu ini seru banget siih!, banyak juga nih pelajaran yang bisa kita ambil, apalagi pas buat eco-enzyme di Bank Sampah Bersih Istiqomah” seru Yoshi. Ditambah lagi dengan serah terima motor roda tiga untuk Bank Sampah PCK yang jadi solusi efisien dalam operasional, semuanya menunjukkan satu hal yang jelas yaitu kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk mengubah cara kita mengelola sampah. Yuk teman-teman, jaga lingkungan kita, agar tetap hijau, bersih dan sehat. 

 

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

Scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya