Oleh: Dzikra Nasyaya Mahfudhah
Tahukah kalian, berdasarkan data dari United Nation Environment Programme (UNEP), Indonesia menghasilkan sampah plastik ke laut sebanyak 1,29 juta ton setiap tahun? Ya, lebih tepatnya, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi setelah China dengan jumlah sampah plastik mencapai 8 juta ton. Data ini diperkuat dengan adanya bukti dari penelitian Lucy Woodall pada tahun 2014 yang menghasilkan temuan akumulasi mikroplastik di sedimen laut kedalaman 3000 meter. Berdasarkan Ahli Kelautan Departemen Biologi FMIPA Universitas Indonesia, sekitar 80% sampah plastik berasal dari aktivitas darat seperti industri, saluran pembuangan, limbah yang tidak diproses dan pariwisata. Sementara 20% berasal dari sector perikanan, industri lepas pantai dan transportasi laut.
Berdasarkan data Making Oceans Plastic Free tahun 2017 yang dikutip dari Jabarprov.go.id, setiap tahun, penggunaan rata-rata kantung plastik sebanyak 182,7 miliar. Dari jumlah tersebut, dapat diketahui bahwa bobot total sampah plastik mencapai 1.278.900 ton setiap tahunnya. Hal ini tentu dapat meningkat seiring dengan linearitas peningkatan populasi penduduk di Indonesia yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) naik dengan presentase 1,13 persen atau 275,77 juta jiwa selama 3 tahun terakhir. Sungguh fantastis!
Berdasarkan fenomena di atas, sampah plastik menjadi permasalahan yang harus memperoleh perhatian khusus bagi semua masyarakat karena pengaruhnya bagi keberlangsungan ekosistem.
Things you guys should know, sampah plastik, baik dalam kondisi utuh ataupun telah terpecah menjadi mikroplastik yang berakhir di ekosistem perairan memberikan dampak negatif, loh! Selain karena plastik tersusun atas polimer sintetik (senyawa dengan rantai sangat panjang) sehingga sulit terurai, ia akan berpotensi mencemari tanah, air, bahkan udara karena beberapa senyawa penyusun plastik diketahui bersifat karsinogenik, salah satunya adalah PET (Polyethylene Terephthalate).
Dalam tulisan berjudul Distribusi Spasio-Temporal Mikroplastik pada Ikan Air Tawar Gambusia Affinis yang dipublikasikan di situs Unair.ac.id, serta artikel Pencemaran Plastik di Lautan Berpengaruh Pada Oksigen yang Kita Hirup di situs National Geographic, digambarkan paparan polusi sampah plastik, terutama pada ekosistem perairan akan menghambat distribusi oksigen pada organisme laut sehingga proses fotosintesis tidak akan maksimal. Sementara Plastic Pollution in the Marine Environment yang diublikasikan Sciencedirect.com disebutkan kontaminasi langsung dari partikel mikroplastik yang dikonsumsi akan berdampak pada pertumbuhan, usia, kualitas reproduksi dan kesuburan spesies laut. Terlebih, jika hewan laut tersebut pada siklus selanjutnya dikonsumsi oleh manusia, maka sangat mungkin toksisitas senyawa yang terkandung pada hewan laut yang terpapar akan tercerna oleh tubuh.
Dengan besarnya dampak yang ditimbulkan dari permasalahan sampah plastik terhadap berbagai lingkup ekosistem, maka harus dilakukan upaya efektif dengan tujuan menciptakan kesadaran, khususnya bagi generasi muda untuk turut berkontribusi membangun lingkungan yang bersih dan sehat minim plastik melalui beberapa langkah berikut:
Pertama, meminimalisir penggunaan plastik dan mengalihkannya ke alternatif yang lebih eco-friendly. Contohnya, penggunaan botol minum dan lunchbox plastik yang diganti dengan bahan stainless steel. Pemakaian kantong plastik juga kini mulai dialihkan ke tas belanja berbahan kain atau kertas yang mulai diterapkan beberapa jenis tempat perbelanjaan. Tidak hanya itu, para inovator, utamanya akademisi turut berpartisipasi dengan menciptakan plastik bio-degradable bahkan bioplastic berbahan dasar alami, salah satunya singkong.
Kedua, menjalin kerjasama dengan stakeholders dan berbagai NGO terkait melalui platform sosial media untuk edukasi secara massif terkait upaya meminimalisir penggunaan plastik dan ekosistem pengolahan sampah plastik menjadi produk yang bermanfaat seperti ecobrick dan berbagai kerajinan seni (tas, patung, dll).
Terlepas dari solusi yang dapat dilakukan di atas, tumbuhnya kesadaran dari diri sendiri untuk mulai meminimalisir penggunaan plastik merupakan poin terpenting, karena hal kecil yang kita lakukan secara bersama-sama perlahan pasti akan memberikan dampak besar di kemudian hari. Mari lindungi lingkungan kita dengan bijak dalam penggunaan plastik!
Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik
Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.
Scan disini
Atau dapatkan di
Panduan Aplikasi AKSI
WWF Indonesia
- Website: https://wwf.id/
- Yotube: @WWFIndonesia
- X: @WWF_ID
- Instagram: @wwf_id
- Tiktok: @wwf_id