Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) didirikan pada Maret 2009 sebagai tanggapan terhadap meningkatnya jumlah sampah yang masuk ke sungai Ciliwung. Fokus utama komunitas ini adalah mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai Ciliwung yang penting bagi Jawa dengan aliran utama sepanjang hampir 120 km, melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan DKI Jakarta.
Tantangan Lingkungan dan Masalah Sampah
Pesatnya pembangunan rumah, perkantoran, serta kawasan bisnis menyebabkan penyempitan area bantaran sungai Ciliwung. Hal ini diikuti oleh banyaknya sampah dan limbah yang dibuang ke sungai Ciliwung, yang mengakibatkan penyumbatan aliran air, bau tidak sedap, dan banjir di kawasan bantaran sungai.
Tanggapan Terhadap Cibiran Awal
Pada awal pembentukannya, KPC menghadapi cibiran dan dianggap sebagai upaya sia-sia. Kebiasaan membuang sampah ke sungai Ciliwung sudah berlangsung lama, dan meskipun KPC melakukan pembersihan, jumlah sampah yang masuk ke sungai tidak sebanding dengan yang mereka bersihkan. Namun, cibiran ini tidak menyurutkan semangat pegiat KPC.
Satgas Naturalisasi Ciliwung: Langkah Konkret dari Pemerintah
Dukungan dari Walikota Bogor
Gerakan KPC menarik perhatian Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, yang kemudian membentuk Satgas Naturalisasi Ciliwung pada Oktober 2018. Satgas ini dipimpin langsung oleh Walikota, dengan Een Irawan Putra sebagai sekretarisnya. Anggota satgas terdiri dari perwakilan Tentara Nasional Indonesia, Aparatur Sipil Negara, dan wakil komunitas.
Perubahan Komposisi dan Program
Seiring berjalannya waktu, komposisi satgas diubah karena wakil TNI dan ASN sulit mengalokasikan waktu untuk terlibat. Pada Juni 2019, anggota satgas lebih banyak diisi oleh wakil komunitas dan warga sekitar bantaran Ciliwung. Satgas membentuk enam tim yang bertanggung jawab atas 13 kelurahan sepanjang 15 km di Kota Bogor.
Program Prioritas dan Patroli
Satgas menetapkan 50-56 RT yang diprioritaskan dalam program ini, dengan dukungan dana yang diberikan meskipun jumlahnya dikurangi menjadi 55. Fokus awal Satgas adalah melakukan patroli setiap hari dan berbicara dengan masyarakat tentang bahaya membuang sampah di sungai.
Kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup
Satgas berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor untuk mengatur jadwal pengangkutan sampah dari daerah bantaran kali, terutama di lokasi yang tidak terjangkau sebelumnya.
Plastic Smart Cities dan Pengurangan Sampah Plastik
Deklarasi Kota Bogor
Pada Agustus 2021, Kota Bogor mendeklarasikan diri sebagai kota pertama yang turut serta dalam Plastic Smart Cities, didukung oleh WWF melalui program Plastic Smart Cities (PSC).
Kerjasama dengan WWF
Satgas Naturalisasi Ciliwung, Yayasan Rekam Nusantara, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, dan Pemerintah Daerah Kota Bogor sepakat untuk mendukung pengurangan sampah plastik. Program PSC ini memakai bendera lembaga Rekam Nusantara dengan WWF.
Pembangunan TPS 3R Mekarwangi dan TPST Bantar Kemang
Dengan dukungan WWF, dibangun Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Mekarwangi dan TPST Bantar Kemang. TPS 3R Mekarwangi mengolah sampah plastik low value menjadi bahan material untuk sumur resapan, sementara TPST Bantar Kemang menampung sampah low value yang akan dikirim ke Mekarwangi.
Edukasi dan Sosialisasi
Satgas melakukan edukasi pemilahan sampah kepada masyarakat, terutama RT yang masuk dalam prioritas program. Saat ini, total RT prioritas menjadi 60 RT yang tersebar di 4 kecamatan: Bogor Timur, Bogor Tengah, Bogor Utara, dan Tanah Sareal.
Pelatihan dan Diseminasi Informasi
Edukasi di Lembaga Pendidikan
Satgas memberikan edukasi kepada lembaga pendidikan di dekat bantaran sungai, seperti Pesantren Daarul Uluum dan YAPIS. Program PSC WWF memberikan dukungan sarana prasarana agar lembaga-lembaga ini bisa mengelola sampahnya sendiri.
Produk Komunikasi dan Kampanye Kesadaran
Yayasan Rekam Nusantara membuat produk komunikasi seperti film, konten digital, kampanye, dan kegiatan komunitas dengan pendekatan kreatif dan informatif. Hasilnya disebarluaskan melalui media sosial.
Evaluasi dan Rencana Pengembangan
Perubahan Pola Pikir Masyarakat
Setelah pembentukan KPC dan Satgas, pola pikir masyarakat dalam membuang sampah mulai berubah. Jumlah titik tumpukan sampah berkurang signifikan, dan praktik membuang sampah ke sungai sudah berkurang sekitar 90 persen.
Patroli dan Penerapan Sanksi
Satgas masih melakukan patroli rutin dan memberlakukan sanksi bagi pelaku yang membuang sampah ke sungai, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2021.
Rencana Pengembangan TPS 3R Mekarwangi
TPS 3R Mekarwangi berencana memperbesar sumber asal bahan mentahnya dan menyesuaikan dengan kapasitas pengolahan serta daya serap pasar produk olahannya. Edukasi pemilahan sampah juga akan terus ditingkatkan.
Dengan semua langkah ini, diharapkan upaya pengelolaan sampah di bantaran sungai Ciliwung dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat.
Artikel Terkait Issue Konservasi Sungai dan Perairan
- Eco Riparian Konservasi Lingkungan dengan Pendekatan Alamiah di Kawasan Perairan
- Komunitas Peduli Ciliwung: Menggerakkan Perubahan Lingkungan di Sepanjang Sungai Ciliwung
- Satgas Naturalisasi Ciliwung: Langkah Nyata Pemkot Bogor dalam Pengelolaan Sampah Plastik
- REFLEKSI PERJALANAN SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG KOTA BOGOR
SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG SIAP TERAPKAN KONSEP SIRKULAR EKONOMI
EMPAT TAHUN BERJALAN, BAGAIMANA CAPAIAN SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG? - CILIWUNG RHAPSODY: KAMPANYE JAGA SUNGAI LEWAT MENGGAMBAR BERSAMA
- Artikel Lainnya Terkait Issue Konservasi Sungai dan Perairan
Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI WWF Indonesia
Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik
Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.
scan disini
Atau dapatkan di
Panduan Aplikasi AKSI
WWF Indonesia
- Website: https://wwf.id/
- Yotube: @WWFIndonesia
- X: @WWF_ID
- Instagram: @wwf_id
- Tiktok: @wwf_id