Diterbitkan pada 29 November 2022
Oleh: Admin
Dilihat: 158 Kali
SATGAS NATURALISASI SUNGAI CILIWUNG SIAP TERAPKAN KONSEP SIRKULAR EKONOMI
Source: PSC WWF Indonesia
Bagikan

Sampah menjadi masalah yang belum sepenuhnya teratasi di Indonesia. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tumpukan sampah masih menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di beberapa kota. Masalah ini terjadi terutama karena perilaku masyarakat yang belum berubah, seperti mencampur sampah organik dan anorganik, serta membuang sampah sembarangan.

Tantangan dalam Penanganan Sampah Organik

Sampah organik, khususnya sisa makanan, menjadi salah satu sumber masalah utama. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah organik dapat menimbulkan bau busuk yang menyengat. Indonesia sendiri merupakan penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia, dengan kerugian yang mencapai Rp. 551 triliun per tahun.

Dampak Buruk dari Pengelolaan Sampah yang Buruk

Pengelolaan sampah organik yang buruk bisa menyebabkan bencana, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah pada tahun 2005, di mana longsoran sampah menewaskan ratusan orang. Pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

Upaya Pengelolaan Sampah Organik oleh Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung

Tim Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung di Kota Bogor berupaya mengatasi masalah sampah organik dengan berbagai cara. Sampah organik yang dihasilkan oleh warga di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung dikelola menjadi pakan maggot, dimasukkan ke dalam lubang biopori, dan bahkan diproduksi menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Proses Produksi Pupuk Organik Cair (POC)

Menurut M. Fahrozi Al-Faisin, seorang aktivis Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung, POC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan kompos padat. POC lebih cepat meresap ke dalam tanah dan lebih praktis digunakan. Proses produksi POC melibatkan fermentasi sampah organik dengan probiotik yang dicampur dengan molase. Setelah fermentasi selama dua bulan, cairan POC siap digunakan dan dipasarkan.

Implementasi Konsep Ekonomi Sirkular

Bujang Slamet, aktivis Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung, menyatakan bahwa produksi POC merupakan langkah strategis dalam mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular. Dengan pelatihan dari PPM School of Management yang diinisiasi oleh program Plastic Smart Cities (PSC) WWF, mereka belajar mengembangkan potensi ekonomi di wilayah kerja masing-masing. Konsep ekonomi sirkular ini bertujuan untuk memperpanjang masa pakai produk, berbeda dengan konsep ekonomi linear yang hanya mengandalkan penggunaan sekali pakai.

Penghargaan dan Semangat Baru untuk Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung

Ide bisnis memproduksi POC yang digagas oleh Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung meraih predikat terbaik keempat dalam sebuah kompetisi. Hal ini memberikan semangat baru bagi tim Satgas untuk terus mengembangkan ide bisnisnya. Mereka kini tengah memetakan mitra penting, aktivitas, sumber daya, nilai keunikan produk, hubungan dengan pelanggan, media pemasaran, target pasar, dan struktur pembiayaan untuk memastikan kelancaran model bisnis mereka.

Pelatihan dan Edukasi untuk Mendukung Bisnis Sirkular

Untuk mendukung model bisnisnya, Satgas juga berencana melakukan edukasi, pendampingan, dan pelatihan kepada masyarakat sekitar. Mereka ingin memberdayakan potensi sumber daya dari petugas kebersihan, Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung, dan masyarakat di RT prioritas.

Manfaat dan Sasaran Utama POC

POC membantu memanfaatkan limbah yang selama ini dibuang dan mencemari alam. Selain itu, POC juga mempromosikan gaya hidup peduli lingkungan, menyuburkan tanah, menyehatkan tanaman, dan tidak mencemari tanah karena terbuat dari bahan organik. Sasaran utama bisnis ini adalah kelompok masyarakat tani dan individu yang peduli dengan isu lingkungan.

Strategi Pemasaran dan Hubungan dengan Pelanggan

Dalam menjalankan bisnis POC, Satgas berupaya menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan menjamin kualitas produk, memberikan garansi, serta menawarkan pilihan pembelian yang menarik. Mereka menggunakan media sosial, promosi dari mulut ke mulut, serta kerjasama dengan lembaga terkait sebagai strategi pemasaran.

Harapan untuk Masa Depan Pengelolaan Sampah di Indonesia

Intan Slipia dari WWF Indonesia berharap kinerja Satgas Naturalisasi Sungai Ciliwung semakin berkembang. Model bisnis yang mereka kembangkan diharapkan dapat direalisasikan di wilayah lainnya, serta dapat menjadi inspirasi bagi tim Satgas lainnya untuk mengembangkan bisnis sirkular yang mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan.

 

Artikel Terkait Issue Konservasi Sungai dan Perairan

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya