Diterbitkan pada 22 May 2024
Oleh: Admin
Dilihat: 108 Kali
MEMULAI DARI GERAKAN EMBER ABU-ABU
Source: Gerakan Ember Abu-Abu
Bagikan

Seperti banyak tempat lain di Indonesia, RW 19 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, menghadapi masalah sampah. Terutama sampah organik seperti sisa makanan dan buah-buahan yang mencapai sekitar 60% dari sampah rumah tangga. Biasanya, sampah ini berakhir di tempat sampah, menimbulkan bau sebelum akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Upaya Mengurangi Sampah Organik

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok telah melakukan sosialisasi berulang kali untuk mengatasi masalah sampah ini, namun belum membuahkan hasil. Agus Firman, Ketua RW 19, akhirnya berinisiatif mencanangkan gerakan menangani sampah organik dengan tujuan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA.

Sosialisasi dan Gerakan Ember Abu-Abu

Agus Firman memulai gerakan ini dari tingkat RT 3 pada akhir 2017. Bersama istri dan pengurus RT, ia melakukan sosialisasi tentang pemisahan sampah organik dari sampah lainnya melalui acara arisan, pengajian, dan kegiatan warga lainnya. Pengurus RT meminta warga untuk memisahkan sampah organik, yang kemudian ditampung di ember warna abu-abu sebelum diambil oleh pengurus RW. Inisiatif ini dikenal sebagai gerakan ember abu-abu.

Tantangan dan Solusi Gerakan Ember Abu-Abu

Gerakan ember abu-abu menghadapi beberapa kendala, termasuk hilangnya ember di sejumlah titik. Pengurus RT sempat merantai ember-ember tersebut untuk mencegah pencurian, namun ide ini tidak dilanjutkan karena menyulitkan pengambilan sampah. Gerakan ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok, yang mengangkut sampah organik dua kali seminggu ke Unit Pengolahan Sampah (UPS) di tingkat kecamatan. Sebagai imbal balik, UPS memberikan pupuk kepada warga yang berkontribusi.

Lahirnya Bank Sampah Annisa

Setelah sukses dengan pengelolaan sampah organik, Agus dan pengurus RW melirik sampah non-organik seperti kardus dan plastik. Dengan dukungan warga dan kader PKK, bank sampah Annisa resmi beroperasi sejak Maret 2018. Penimbangan sampah dilakukan di kantor RW satu kali sebulan, kemudian meningkat menjadi dua kali sebulan.

Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Non-Organik

Sampah non-organik dipilah berdasarkan jenisnya sebelum ditimbang dan dicatat dalam kartu tabungan. Sampah yang terkumpul kemudian dijual ke pengumpul sampah. Bank Sampah Annisa juga membuka Pos Sedekah Sampah, yang kemudian diubah namanya menjadi Zona Daur Ulang, untuk memfasilitasi warga yang tidak bisa menimbang sampah sesuai jadwal bank sampah.

Tantangan dan Peluang Selama Pandemi

Pandemi Covid-19 membatasi aktivitas bank sampah. Meskipun penimbangan rutin dihentikan, warga tetap memasukkan sampah ke drop box yang tersedia. Sampah ini dipilah dan dijual oleh pengurus bank sampah, dan hasil penjualannya digunakan untuk kegiatan warga. Setelah situasi membaik, BS Annisa melanjutkan operasinya pada tahun 2022.

Kerjasama dengan WWF dan Pengembangan Bank Sampah

BS Annisa mendapat dukungan dari WWF melalui program Plastic Smart Cities, termasuk sumbangan peralatan pengolahan sampah dan kendaraan operasional. Pelatihan pengelolaan sampah juga diberikan untuk meningkatkan keterampilan pengurus bank sampah.

Edukasi dan Pengembangan Bank Sampah Annisa

Zona Daur Ulang dan mesin cacah menarik kunjungan dari siswa dan dinas lingkungan hidup dari berbagai daerah. BS Annisa menyediakan program edukasi sampah untuk siswa, termasuk mengenal jenis sampah, memilah sampah, dan membuat produk daur ulang. Hingga Desember 2023, BS Annisa memiliki 103 nasabah dan mencatat pengumpulan sampah plastik sebesar 4.499 kg.

Fokus Pengolahan Sampah Plastik

BS Annisa berfokus pada pengolahan sampah plastik menjadi produk komersial seperti bros, jam dinding, papan berjalan, dan alas kursi. Pengurus terus mengembangkan produk baru dengan dukungan pelatihan dari WWF dan melengkapi peralatan yang diperlukan.

Dengan upaya terus-menerus dan dukungan dari berbagai pihak, BS Annisa berkomitmen untuk mengelola dan mengolah sampah non-organik, serta memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar.

 

Artikel Terkait Issue Bank Sampah dan TPS3R

 

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya