Diterbitkan pada 21 May 2024
Admin
Bank Sampah Unit Kenanga: Transformasi dan Inovasi Pengelolaan Sampah di Bogor
Source: Bank Sampah Unit Kenanga
Bagikan

Bank Sampah Tunas Harapan didirikan pada tahun 2016 di RW 06, Kelurahan Babakan, dengan tujuan awal untuk mengikuti perlombaan CSR Garda Oto. Namun, setelah perlombaan berakhir, aktivitas bank sampah sempat terhenti. Pada tahun 2017, pengelolaan bank sampah ini dipindahkan ke RW 01 Kelurahan Babakan, menandai awal transformasi yang signifikan menjadi Bank Sampah Unit Kenanga (BSU Kenanga). Perubahan ini menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah di wilayah tersebut.

Transformasi Menjadi Bank Sampah Unit Kenanga

Setelah berpindah ke RW 01 pada tahun 2017, nama bank sampah ini resmi berubah menjadi Bank Sampah Unit Kenanga. Nama ini diambil dari Posyandu Kenanga yang ada di RW 01, dan keberadaannya disahkan melalui SK Kelurahan No. 149/182-BBK/2017 sebagai implementasi dari PP Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 dan PERDA No. 9 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah. Langkah ini memperkuat komitmen BSU Kenanga untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan di Kota Bogor.

Pengelolaan Sampah Non-Organik: Menabung dengan Sampah

Pada awalnya, fokus utama BSU Kenanga adalah pengelolaan sampah non-organik yang disetorkan oleh warga RW 01. Nasabah yang menyetor sampah dapat memilih antara pembayaran tunai atau menabung. Uang yang ditabung dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti pembayaran tagihan dan pembelian kebutuhan pokok melalui loket PPOB di BSU Kenanga. Sistem ini mendorong partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi.

Digitalisasi Pengelolaan Sampah: Kemitraan dengan Aplikasi Octopus

Untuk meningkatkan efisiensi dan mempermudah nasabah, BSU Kenanga mengadopsi sistem digital dalam pengelolaan sampah non-organik. Melalui kerjasama dengan aplikasi Octopus, nasabah dapat menginput data sampah secara digital dan menjadwalkan penjemputan oleh tim BSU Kenanga. Poin yang diperoleh dari setoran sampah dapat digunakan untuk berbelanja di berbagai tempat yang bekerja sama dengan Octopus. Langkah digitalisasi ini memperluas jangkauan BSU Kenanga dan meningkatkan kenyamanan nasabah dalam pengelolaan sampah.

Perluasan Layanan: Pengelolaan Sampah Organik

Pada September 2021, BSU Kenanga mulai memperluas layanannya ke pengelolaan sampah organik melalui Program RT Bebas Sampah. Program ini dirancang untuk mengatasi masalah utama sampah organik yang mencapai 60% dari total sampah rumah tangga. Sampah organik yang dikumpulkan diolah menjadi pakan magot, yang hasil penjualannya kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk sembako. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah organik yang dibuang, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi warga.

Tahapan Pengelolaan Sampah Organik: Dari Sosialisasi hingga Implementasi

Pengelolaan sampah organik di BSU Kenanga dilakukan melalui tiga fase utama:

  1. Fase Terpaksa dan Dipaksa (September-Desember 2021): Kader mendatangi rumah warga untuk sosialisasi dan pengambilan sampah organik.
  2. Fase Bisa dan Biasa (Januari-April 2022): Penempatan titik pengumpulan sampah organik dan pemberian ember organik kepada rumah tangga.
  3. Fase Budaya (Mei-Agustus 2022): Rumah tangga mulai membawa sendiri sampah organik ke rumah magot, menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dalam program ini.
Keberhasilan dan Penghargaan: Mengukir Prestasi di Kota Bogor

Kinerja BSU Kenanga yang luar biasa dalam pengelolaan sampah mendapatkan pengakuan luas. Pada tahun 2021, BSU Kenanga dianugerahi sebagai bank sampah terbaik di Kota Bogor dalam ajang BogorKu Bersih. Selain itu, RT 1 RW 1 juga berhasil meraih juara 2 dalam kategori Perumahan Swadaya. Penghargaan ini semakin mengukuhkan posisi BSU Kenanga sebagai model pengelolaan sampah yang efektif dan inspiratif.

Fokus ke Pengelolaan Sampah Plastik: Menghadapi Tantangan dengan Inovasi

Melihat pentingnya pengelolaan sampah plastik yang lebih efektif, BSU Kenanga memutuskan untuk fokus pada pengelolaan sampah non-organik, terutama plastik, pada tahun 2022. Sampah plastik dipilih karena memiliki harga yang lebih stabil dan lebih mudah dikelola. Dukungan dari WWF melalui program Plastic Smart Cities memperkuat upaya ini, dengan bantuan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang memadai. Inovasi ini membantu BSU Kenanga mengumpulkan sekitar 1 hingga 1,2 juta ton sampah plastik per bulan hingga Desember 2023, dengan target mencapai 1,5 hingga 2 ton per bulan pada tahun 2024.

Kesimpulan: BSU Kenanga sebagai Teladan dalam Pengelolaan Sampah

Perjalanan Bank Sampah Unit Kenanga dari awal yang sederhana hingga menjadi salah satu bank sampah terbaik di Kota Bogor menunjukkan komitmen dan dedikasi yang luar biasa dalam pengelolaan sampah. Dengan inovasi berkelanjutan dan dukungan berbagai pihak, BSU Kenanga tidak hanya berhasil mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat. BSU Kenanga telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan inovasi, bank sampah bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah sampah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh Hany Lestari Bachri

 

Artikel Terkait Issue Bank Sampah dan TPS3R

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya