Diterbitkan pada 21 May 2024
Oleh: Admin
Dilihat: 138 Kali
GELISAH LINGKUNGAN BERBUAH BANK SAMPAH
Source: Bank Sampah Bersih Istiqomah
Bagikan

Bank Sampah Bersih Istiqomah bermula dari keresahan warga terhadap kondisi lingkungan di RW 08 Kedung Jaya, Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat. Wilayah ini dikelilingi oleh perumahan, perkampungan, sekolah, warung, dan gerobak makanan yang menyebabkan timbunan sampah. Pembakaran sampah oleh warga sekitar juga marak terjadi, menambah masalah lingkungan di kawasan tersebut.

Inisiatif Nurita Eryani

Pada tahun 2018, Nurita Eryani, Ketua RW 08 saat itu, tergerak untuk mencari solusi atas masalah lingkungan ini. Ia mengundang warga untuk membahas "Gerakan Cinta Lingkungan Bersih Hijau dan Sehat." Dari 550 kepala keluarga yang diundang, hanya 18 orang yang hadir. Namun, rapat tetap berlangsung dan membahas cara mengatasi masalah sampah.

Langkah Awal Pembentukan Bank Sampah

Pada pertemuan kedua yang dihadiri oleh 12 orang, hadir juga Bapak Darga yang dikenal ahli dalam pengelolaan sampah. Pertemuan ini memberikan gambaran jelas tentang penanganan sampah, dan salah satu usulan yang muncul adalah pembentukan bank sampah dengan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok.

Proses Pembentukan Bank Sampah Bersih Istiqomah

Deklarasi dan Modal Awal

Pada pertemuan selanjutnya, hanya 8 orang yang hadir. Meskipun begitu, mereka sepakat membentuk Bank Sampah Bersih Istiqomah yang resmi dideklarasikan pada September 2019. Modal awal diperoleh dari pengurus dengan mengeluarkan Rp25.000 per lembar kwitansi, yang totalnya mencapai Rp1.400.000. Struktur organisasi disampaikan kepada kelurahan dan mendapat persetujuan pada 1 Oktober 2019. Sekretariat bank sampah berada di Jalan Pelita Jaya II No 41A, RT 03 RW 08 Kelurahan Kedung Jaya.

Metode Sosialisasi Bank Sampah

Empat Metode Efektif

Pengurus bank sampah menyusun strategi sosialisasi dengan empat metode: Walk and talk, Door to door, Pembagian flyer, dan Broadcast di WhatsApp. Metode ini berhasil menarik banyak warga untuk menjadi nasabah. Sampah non-organik seperti kardus dan plastik menjadi tabungan, sementara sampah organik dihibahkan.

Pengelolaan Sampah Non-Organik dan Organik

Sampah non-organik dijual ke pusat daur ulang atau pengrajin daur ulang sampah. Sampah organik diolah menjadi media tanam. Tabungan sampah dicatat dalam buku dan bisa diambil oleh nasabah kapan saja. Pengalaman menunjukkan warga yang menabung selama 6-12 bulan bisa mendapatkan antara Rp300.000 hingga Rp700.000, membantu kebutuhan sekolah atau hari raya.

Dampak Pandemi dan Kebangkitan Kembali

Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 pada awal 2020 membuat operasional Bank Sampah Bersih Istiqomah vakum selama setahun. Tahun 2021, bank sampah kembali beroperasi dengan kepengurusan baru. Tahun ini menjadi titik balik dengan masuknya pengurus baru yang laki-laki dan peningkatan jumlah sampah yang dikelola hingga rata-rata 50 kg per bulan.

Keanggotaan ASOBSI dan Kolaborasi dengan WWF-Indonesia

Tahun 2022, bank sampah bergabung dengan Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) dan bertemu WWF-Indonesia. Mereka mengajukan proposal bantuan melalui Plastic Smart Cities (PSC) dan menerima dukungan operasional dari WWF-Indonesia. Bantuan yang diberikan mencakup kendaraan bermotor, mesin press plastik, dan perlengkapan lainnya.

Perkembangan dan Inovasi Bank Sampah Bersih Istiqomah

Peningkatan Nasabah dan Omset

Jumlah nasabah bank sampah meningkat dari 403 menjadi 427 kepala keluarga pada tahun 2023, dengan omset kotor mencapai 8-10 juta per bulan. Bank sampah juga aktif memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah ke sekolah, komunitas, dan kelompok bisnis.

Pengolahan Sampah dan Produk Inovatif

Bank Sampah Bersih Istiqomah telah memiliki mesin press, meski belum dioperasikan karena daya listrik yang tinggi. Mereka mengolah sampah organik menjadi media tanam dan bahan dasar sabun. Produk seperti sabun basuh, sabun cuci piring, deodoran, dan sabun mandi mulai diproduksi untuk barter dengan nasabah.

Rencana Pengembangan

Bank sampah berencana mengolah sampah non-organik menjadi barang bermanfaat dan mendatangkan keuntungan. Mereka juga berkeinginan mengembangkan bisnis lain untuk mendukung operasional bank sampah agar lebih berkelanjutan.

 

Artikel Terkait Issue Bank Sampah dan TPS3R

 

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya