Plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan paling mendesak di abad ke-21. Setiap hari, polusi plastik merusak ekosistem kita, membunuh spesies laut, mencemari udara, air, dan bahkan makanan yang kita konsumsi. Dengan situasi yang semakin buruk, World Wide Fund for Nature (WWF) menyerukan tindakan global segera untuk menghentikan polusi plastik melalui perjanjian internasional yang mengikat.
Dampak Polusi Plastik yang Meningkat
Produksi plastik global telah mengalami peningkatan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Sejak awal abad ke-21, produksi plastik mengalami lonjakan signifikan. Menurut laporan WWF, produksi plastik meningkat pesat antara tahun 2003 hingga 2016, dengan lebih banyak plastik yang diproduksi dalam periode tersebut dibandingkan dengan seluruh abad ke-20.
Pada tahun 2019, dunia menghasilkan sekitar 353 juta ton sampah plastik. Dari jumlah tersebut:
- 65% berakhir di tempat pembuangan akhir atau dibakar.
- 20% dikumpulkan untuk didaur ulang, tetapi hampir setengah dari jumlah itu akhirnya tetap dibuang ke tempat pembuangan akhir atau dibakar.
- 15% tidak dikelola sama sekali, berakhir sebagai sampah yang tersebar di alam, dibuang di tempat pembuangan liar, atau dibakar secara terbuka.
Kebocoran Plastik ke Lautan dan Sungai
Polusi plastik telah menjadi ancaman utama bagi lautan dan sungai di seluruh dunia. Diperkirakan ada 86 hingga 150 juta ton sampah plastik yang sudah terakumulasi di lautan hingga saat ini, dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2016 saja, sekitar 11 juta ton sampah plastik masuk ke lautan dan ekosistem perairan lainnya.
Jika tidak ada tindakan yang diambil, maka pada tahun 2040, kebocoran plastik ke lautan diproyeksikan akan meningkat tiga kali lipat. Artinya, lautan akan menampung lebih banyak sampah plastik yang membahayakan satwa laut dan kualitas ekosistem air kita.
Plastik Menyebar ke Seluruh Penjuru Bumi
Plastik kini ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia, dari tempat-tempat tertinggi hingga terdalam di Bumi. Laporan WWF mengungkapkan bahwa sampah plastik telah terdeteksi di puncak Gunung Everest dan di dasar Palung Mariana. Ini menandakan bahwa polusi plastik tidak hanya menjadi masalah lokal, tetapi juga global. Plastik yang dilepaskan di satu tempat dapat terbawa oleh angin, air, dan aliran sungai hingga ribuan kilometer dari sumbernya, menyebar ke seluruh ekosistem bumi.
Perbandingan Massa Plastik dengan Kehidupan di Bumi
Salah satu data yang mengejutkan dari laporan ini adalah bahwa massa total plastik yang pernah diproduksi oleh manusia kini lebih dari dua kali lipat massa seluruh hewan darat dan laut yang ada di planet ini. Ini menandakan dominasi plastik di lingkungan kita, dan seberapa besar polusi plastik telah mengambil alih ekosistem alam.
Solusi Global yang Mendesak
Meskipun beberapa negara telah menerapkan kebijakan dan regulasi untuk mengurangi polusi plastik, langkah-langkah ini belum cukup kuat untuk menghentikan krisis ini. Tindakan nasional dan sukarela sejauh ini belum berhasil secara efektif untuk menahan laju peningkatan sampah plastik. Oleh karena itu, solusi global yang terkoordinasi sangat dibutuhkan. Perjanjian global yang diusulkan WWF, yang melibatkan aturan mengikat untuk seluruh siklus hidup plastik, adalah langkah krusial untuk mengatasi masalah ini secara sistematis dan berkelanjutan
Dengan solusi global ini, kita dapat mengendalikan produksi plastik, mengurangi konsumsi, serta memperbaiki pengelolaan dan daur ulang plastik, yang akan berkontribusi besar dalam melindungi bumi dari dampak buruk polusi plastik.
Perjanjian Global untuk Mengakhiri Polusi Plastik
Pada bulan Maret 2022, Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEA) mencapai kesepakatan penting untuk mengembangkan perjanjian global yang mengikat secara hukum guna mengakhiri polusi plastik. Perjanjian ini merupakan hasil dari bertahun-tahun kampanye oleh berbagai organisasi lingkungan, termasuk WWF, dan dianggap sebagai langkah krusial untuk menghadapi krisis polusi plastik global yang terus memburuk. Teks perjanjian ini diharapkan final pada akhir 2024, dengan beberapa poin teknis yang menjadi prioritas:
- Larangan Plastik Paling Merusak Secara Global Salah satu komponen penting dalam perjanjian ini adalah pelarangan plastik berisiko tinggi. Produk plastik seperti alat makan sekali pakai, filter rokok, dan mikroplastik yang ditambahkan ke produk kosmetik telah diidentifikasi sebagai produk yang paling berbahaya dan perlu segera dilarang. Larangan ini akan diterapkan pada produk plastik yang bisa dihilangkan tanpa dampak negatif signifikan bagi lingkungan atau sosial(WWF-Putting-an-End-to-P…).
- Pengurangan Produksi dan Konsumsi Plastik Perjanjian ini juga menargetkan pengurangan besar dalam produksi dan konsumsi plastik, terutama plastik sekali pakai dan produk dengan masa pakai pendek yang sulit didaur ulang. Pada tahun 2040, jika tidak ada tindakan yang diambil, produksi plastik global diperkirakan akan meningkat dua kali lipat, sehingga langkah pengendalian produksi menjadi hal yang krusial.
- Mendorong Penggunaan Ulang dan Daur Ulang Plastik Penggunaan ulang dan daur ulang menjadi komponen penting dalam perjanjian ini. Plastik yang tidak bisa dihilangkan harus masuk dalam siklus yang tertutup (circular economy), di mana produk plastik dapat digunakan kembali atau didaur ulang dengan aman. Negara-negara anggota akan diminta untuk mengembangkan infrastruktur yang memungkinkan penggunaan ulang, daur ulang, dan pengelolaan limbah plastik secara efektif.
- Pengelolaan Limbah Plastik yang Lebih Baik Perjanjian global ini akan mencakup standar minimum untuk pengelolaan limbah plastik. Negara-negara diharapkan mengadopsi sistem pengelolaan limbah yang lebih ketat, yang mencakup penanganan produk plastik dari tahap produksi hingga pembuangan akhir. Salah satu pendekatan yang diajukan adalah sistem tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility), di mana produsen plastik akan bertanggung jawab atas pengelolaan limbah produk mereka.
Rincian Teknis Pengendalian Plastik dalam Perjanjian
Untuk mendukung implementasi perjanjian global ini, WWF juga menyarankan pendekatan teknis yang lebih detail. Beberapa kategori produk plastik telah diidentifikasi sebagai prioritas untuk pengendalian, dengan tindakan yang berbeda berdasarkan risiko polusi dan kelayakan pengendalian:
- Kelas I: Plastik yang dapat segera dihilangkan atau dikurangi tanpa konsekuensi negatif yang signifikan. Ini termasuk alat makan plastik, cangkir plastik, filter rokok, dan mikroplastik dalam kosmetik.
- Kelas II: Plastik yang tidak dapat dihilangkan secara langsung tetapi membutuhkan standar pengelolaan yang lebih ketat. Contohnya adalah kemasan farmasi, tekstil sintetis yang melepaskan mikroplastik, dan produk yang terbuat dari serat plastik.
Perjanjian ini juga diharapkan mencakup mekanisme pendanaan dan teknologi untuk membantu negara-negara berkembang dalam menerapkan standar dan pengelolaan limbah plastik yang lebih baik(WWF-Putting-an-End-to-P…).
Finalisasi Perjanjian
Negosiasi perjanjian ini diharapkan selesai pada akhir 2024, dengan beberapa langkah penting yang harus dilalui:
- INC-3: Sebelum konferensi ketiga Komite Negosiasi Antar Pemerintah (Intergovernmental Negotiating Committee/INC), rancangan awal perjanjian (zero draft) akan disiapkan. Negosiasi lebih lanjut akan memperjelas detail teknis seperti larangan plastik spesifik, sistem pengelolaan limbah, dan dukungan keuangan untuk negara-negara berkembang.
- Finalisasi Perjanjian: Pada akhir 2024, diharapkan semua negara akan menyepakati teks akhir perjanjian ini, dengan implementasi langsung yang dimulai segera setelah perjanjian diratifikasi.
Tujuan Utama Perjanjian
Negosiator diharapkan menyelesaikan teks perjanjian ini pada akhir tahun 2024. Perjanjian ini harus mencakup beberapa elemen kunci yang penting untuk memastikan pengurangan signifikan dalam polusi plastik di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa aspek teknis yang diusulkan:
- Pengaturan Siklus Hidup Plastik
- Produksi: Perjanjian ini akan mencakup pengurangan produksi plastik, terutama plastik yang memiliki masa pakai pendek dan sering kali digunakan sekali pakai, seperti kemasan makanan dan minuman. Plastik sekali pakai ini menjadi kontributor utama polusi plastik global.
- Pengelolaan Limbah: Negara-negara anggota diharapkan menerapkan sistem pengelolaan limbah yang lebih baik untuk memastikan plastik tidak bocor ke lingkungan. Ini mencakup peningkatan fasilitas daur ulang dan pengelolaan limbah secara efektif.
- Larangan Produk Plastik Berisiko Tinggi
- Plastik Berbahaya: Perjanjian diharapkan melarang produksi dan distribusi produk plastik yang paling merusak, seperti alat makan sekali pakai, sedotan, dan plastik yang mengandung mikroplastik. WWF merekomendasikan pelarangan global terhadap produk-produk ini, karena alternatif non-plastik sudah tersedia di banyak tempat(WWF-Putting-an-End-to-P…).
- Mikroplastik: Secara khusus, perjanjian akan mengatur pelarangan penggunaan mikroplastik dalam produk seperti kosmetik dan produk perawatan pribadi yang mengandung butiran plastik kecil.
- Pengurangan dan Penghapusan Bertahap (Phase-out)
- Produk Tidak Dapat Dilarang Langsung: Jika pelarangan langsung tidak memungkinkan secara teknis atau ekonomi, perjanjian ini akan mengusulkan pengurangan bertahap (phase-out) untuk produk plastik berisiko tinggi lainnya. Misalnya, kemasan makanan dan minuman sekali pakai yang masih memiliki fungsi penting, seperti dalam menjaga keamanan pangan, akan diatur untuk dikurangi secara bertahap hingga tahun 2035(WWF-Putting-an-End-to-P…).
- Promosi Penggunaan Ulang dan Daur Ulang
- Perjanjian ini akan mencakup aturan yang mempromosikan model penggunaan ulang di mana plastik yang digunakan harus memiliki siklus hidup lebih panjang, seperti penggunaan botol atau kemasan yang dapat digunakan ulang beberapa kali sebelum dibuang atau didaur ulang.
- Selain itu, akan ada fokus besar pada peningkatan sistem daur ulang global, dengan standar produk global yang memastikan produk plastik lebih mudah didaur ulang di berbagai negara, termasuk pengembangan sistem tanggung jawab produsen (extended producer responsibility) yang mewajibkan produsen plastik untuk bertanggung jawab atas daur ulang produk mereka(WWF-Putting-an-End-to-P…).
- Dukungan Teknologi dan Pembiayaan untuk Negara Berkembang
- Perjanjian ini diharapkan menyertakan mekanisme pembiayaan yang kuat untuk mendukung negara-negara berkembang dalam pengelolaan dan pengurangan plastik. Negara-negara yang memiliki sumber daya terbatas akan dibantu dalam mengimplementasikan langkah-langkah seperti teknologi daur ulang dan pengelolaan limbah yang lebih baik(WWF-Putting-an-End-to-P…).
- Mekanisme Pemantauan dan Penegakan
- Perjanjian ini juga akan mencakup sistem pemantauan dan verifikasi yang harmonis, di mana negara-negara diharuskan melaporkan secara transparan kemajuan mereka dalam mengurangi polusi plastik. Ada juga kemungkinan diterapkannya mekanisme sanksi bagi negara-negara yang gagal mematuhi aturan yang ditetapkan(WWF-Putting-an-End-to-P…).
Pengendalian Produk Plastik Berisiko Tinggi
Penelitian terbaru WWF memberikan kerangka kerja bagi negosiator untuk mengatasi tantangan polusi plastik yang paling mendesak. Penelitian ini membagi masalah polusi plastik ke dalam kategori produk berdasarkan risiko dampaknya terhadap lingkungan. Kategori tersebut mencakup produk plastik sekali pakai, kemasan, produk sektoral, dan mikroplastik primer. Setiap kategori dievaluasi untuk menentukan langkah pengendalian yang tepat, seperti pelarangan, pengurangan bertahap, atau peningkatan daur ulang.
Produk yang harus segera dilarang secara global meliputi:
- Alat makan sekali pakai, seperti pisau, garpu, dan sendok plastik.
- Filter rokok, yang sering ditemukan sebagai limbah di lingkungan.
- Mikroplastik yang ditambahkan ke produk kosmetik, seperti butiran scrub.
Pengurangan dan Penghapusan Produk Berbahaya
Jika larangan langsung tidak mungkin dilakukan, perjanjian ini harus memastikan bahwa produk berbahaya seperti kemasan makanan sekali pakai dapat dihapus secara bertahap paling lambat tahun 2035. Di beberapa kasus, belum ada alternatif plastik dalam skala besar, sehingga tenggat waktu ini akan memberi kesempatan bagi pemerintah dan industri untuk mengembangkan solusi baru.
Pengelolaan Produk Plastik Berisiko Tinggi yang Tidak Dapat Dihindari
Untuk produk plastik yang tidak bisa dihilangkan secara langsung, WWF merekomendasikan berbagai langkah pengendalian untuk mencegah polusi, meningkatkan sirkularitas, dan meminimalkan limbah. Beberapa langkah tersebut meliputi standar produk global yang harmonis, insentif ekonomi, serta sistem pengelolaan dan pengumpulan limbah yang lebih baik. Contoh produk yang perlu dipertimbangkan termasuk kemasan farmasi dan produk-produk berbasis serat plastik.
Peran Penting Perjanjian Global dalam Mengatur Plastik
Perjanjian global ini memberikan kesempatan historis bagi pemerintah untuk secara bersama-sama mengatur produk plastik. Negara-negara yang menanggung beban biaya polusi harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai desain produk dan material yang diizinkan di pasar. Agar implementasi berjalan efektif di semua negara, aturan global perlu disertai dengan mekanisme dukungan finansial dan pelaksanaan yang kuat, seperti tanggung jawab produsen yang diperluas (extended producer responsibility).
Kolaborasi dan Inklusi untuk Masa Depan yang Lebih Bersih
Sebuah perjanjian yang ambisius dan efektif akan dibangun berdasarkan inklusivitas dan kolaborasi. Negosiator harus menerapkan prosedur pengambilan keputusan yang demokratis, dengan memastikan tidak ada negara yang memiliki hak veto atas kemajuan komunitas global. Para pembuat kebijakan juga harus mengadakan konsultasi yang berarti dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor informal dan komunitas yang paling terdampak oleh polusi plastik, untuk memastikan bahwa perjanjian ini mencerminkan masukan dan representasi global.
Menuju Perjanjian Global yang Kuat
Perjanjian global untuk mengakhiri polusi plastik merupakan langkah ambisius untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan aturan-aturan komprehensif yang mengikat, seperti larangan plastik berisiko tinggi, pengurangan produksi, promosi daur ulang, dan pengelolaan limbah yang lebih baik, perjanjian ini diharapkan dapat mengubah cara dunia mengelola plastik. WWF menyerukan partisipasi global yang inklusif agar solusi ini dapat diterapkan di seluruh dunia secara adil dan efektif.
Artikel Lainnya Terkait Issue Sampah Plastik
- Siapa yang Menanggung Beban Polusi Plastik? Sebuah Krisis Global yang Tidak Adil
- Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia 3 Juli 2024
- Merdeka dari Plastik Sekali Pakai
- Panduan Praktis Mengurangi Sampah Plastik di Rumah
- Sampah Plastik Ancaman Bagi Lingkungan dan Kehidupan
- Recycling Village: Mengubah Sampah Plastik Menjadi Aksesoris Fashion yang Berkelanjutan
- Upaya Menekan Penggunaan Sampah Plastik: Inisiatif Recycling Village
- Sumpah Sampah: Optimalkan Pengolahan Sampah Plastik dengan Teknologi Daur Ulang
Ditulis Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI yang merupakan salah satu kegiatan strategis WWF Indonesia
Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik
Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.
scan disini
Atau dapatkan di
Panduan Aplikasi AKSI
WWF Indonesia
- Website: https://wwf.id/
- Yotube: @WWFIndonesia
- X: @WWF_ID
- Instagram: @wwf_id
- Tiktok: @wwf_id