Diterbitkan pada 04 September 2024
Oleh: Admin
Dilihat: 5.4 K Kali
Proses Terbentuknya Mikroplastik dan Dampaknya
Source: PSC WWF Indonesia
Bagikan

Proses terbentuknya mikroplastik dari barang-barang rumah tangga hingga potensinya menyebar ke lingkungan sangat kompleks dan melibatkan berbagai tahap yang dimulai dari penggunaan produk plastik dalam kehidupan sehari-hari hingga berakhir di ekosistem. Mikroplastik dapat terbentuk melalui dua jalur utama: mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Berikut adalah penjelasan teknis dari proses terbentuknya mikroplastik dari barang-barang rumah tangga dan bagaimana partikel-partikel ini menyebar ke lingkungan:

Sumber Mikroplastik dari Barang Rumah Tangga

a. Mikroplastik Primer Mikroplastik primer adalah partikel plastik kecil yang sengaja diproduksi dan digunakan dalam berbagai produk rumah tangga, seperti:

  • Microbeads: Digunakan dalam produk perawatan pribadi seperti sabun cuci muka, scrub tubuh, dan pasta gigi.
  • Serat Mikro dari Pakaian Sintetis: Pakaian berbahan polyester, nylon, atau acrylic melepaskan serat-serat mikro saat dicuci.
  • Butiran Plastik dalam Pembersih: Beberapa detergen atau produk pembersih rumah tangga menggunakan butiran plastik kecil untuk membantu proses pembersihan.

b. Mikroplastik Sekunder Mikroplastik sekunder terbentuk dari fragmentasi benda-benda plastik besar yang mengalami proses degradasi akibat berbagai faktor, seperti:

  • Kantong Plastik: Ketika kantong plastik rumah tangga terpapar sinar matahari, panas, dan oksigen, mereka mulai rapuh dan pecah menjadi partikel kecil.
  • Botol Air dan Kemasan Makanan: Produk sekali pakai seperti botol plastik dan kemasan makanan yang dibuang sembarangan akan mengalami proses fotodegradasi (terpecah akibat sinar matahari), terutama di tempat terbuka, dan terurai menjadi mikroplastik.
Proses Terjadinya Mikroplastik

Proses pembentukan mikroplastik dari barang-barang rumah tangga hingga menyebar ke lingkungan melalui beberapa tahap:

a. Penggunaan Produk Plastik Saat produk plastik atau tekstil digunakan sehari-hari, mereka mulai melepas partikel kecil. Contohnya, pakaian sintetis yang dicuci di mesin cuci akan melepaskan serat mikro yang sangat kecil ke dalam air cucian.

b. Proses Pencucian dan Limbah Air Ketika pakaian dicuci, serat mikro dari tekstil akan terlepas dan masuk ke air cucian. Limbah air yang mengandung serat mikro ini dibuang melalui saluran air menuju sistem pengolahan air limbah. Sistem pengolahan air limbah biasanya tidak dilengkapi dengan teknologi penyaringan yang cukup efektif untuk menangkap partikel mikroplastik karena ukurannya yang sangat kecil (kurang dari 5 mm), sehingga sebagian besar mikroplastik lolos ke aliran air.

c. Degradasi Plastik di Lingkungan Plastik besar seperti kantong plastik, botol air, dan kemasan makanan yang dibuang sembarangan akan terpapar kondisi lingkungan seperti sinar matahari, panas, oksigen, serta aksi mekanis (seperti gesekan atau benturan) di alam terbuka. Proses ini dikenal sebagai fotodegradasi dan oksidasi, di mana rantai polimer pada plastik mulai rusak, menyebabkan plastik tersebut pecah menjadi potongan-potongan lebih kecil, termasuk mikroplastik.

d. Penyebaran Melalui Aliran Air dan Udara Mikroplastik yang berhasil lolos dari sistem pengolahan air limbah akan mengalir bersama air menuju sungai, danau, atau laut. Selain itu, mikroplastik yang terpecah di daratan juga bisa terbawa oleh angin ke atmosfer dan menyebar ke udara. Di perairan, mikroplastik dapat terbawa arus laut dan tersebar ke berbagai penjuru dunia, bahkan mencapai daerah terpencil seperti Kutub Utara dan lautan terdalam.

Potensi Sebaran Mikroplastik

Mikroplastik yang dihasilkan dari barang-barang rumah tangga dapat menyebar melalui berbagai jalur:

a. Air (Laut, Sungai, dan Danau) Sebagian besar mikroplastik dari limbah rumah tangga berakhir di perairan. Di sini, mereka dapat:

  • Terkonsumsi oleh Organisme Laut: Mikroplastik sering kali dikira sebagai makanan oleh plankton, ikan, dan organisme laut lainnya. Mikroplastik ini masuk ke dalam rantai makanan, dan akhirnya dapat dikonsumsi oleh manusia melalui ikan dan makanan laut lainnya.
  • Tersebar Melalui Arus Laut: Arus laut yang kuat membawa mikroplastik ke seluruh dunia, dari pantai-pantai hingga ke laut dalam.

b. Udara Mikroplastik juga dapat terdispersi ke udara melalui proses abrasi (gesekan) dan degradasi plastik di darat. Partikel ini dapat dihirup oleh manusia dan hewan, berpotensi menimbulkan risiko kesehatan seperti gangguan pernapasan.

c. Tanah Mikroplastik dapat terakumulasi di tanah melalui penggunaan pupuk organik yang tercemar oleh plastik, limbah padat, atau dari penyebaran serat mikro dari produk tekstil. Selain itu, hujan dapat membawa partikel mikroplastik dari udara ke tanah, memperluas penyebaran kontaminasi plastik di lingkungan daratan.

Risiko Lingkungan dan Kesehatan

Mikroplastik yang tersebar ke lingkungan memiliki berbagai dampak negatif, termasuk:

  • Ekosistem Laut: Mikroplastik yang terkonsumsi oleh ikan dan plankton dapat mempengaruhi kesehatan mereka, menyebabkan gangguan reproduksi, malnutrisi, dan bahkan kematian.
  • Kesehatan Manusia: Mikroplastik yang terkonsumsi melalui makanan laut atau terhirup melalui udara berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti peradangan, kerusakan jaringan, dan gangguan hormonal.
  • Rantai Makanan: Mikroplastik yang masuk ke rantai makanan pada akhirnya akan terkonsumsi oleh manusia, menciptakan potensi dampak jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami.

Secara keseluruhan, mikroplastik dari barang-barang rumah tangga menyebar ke lingkungan melalui proses degradasi, pencucian, dan limbah, sehingga langkah-langkah preventif seperti mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan pengelolaan limbah sangat penting untuk mengurangi dampak negatifnya.

Bagaimana Mikroplastik Terkonsumsi Manusia

Mikroplastik dapat terkonsumsi oleh manusia melalui berbagai cara yang tersebar di lingkungan, terutama melalui makananair, dan udara. Partikel kecil plastik ini telah ditemukan di banyak sumber yang kita konsumsi atau hirup setiap hari. Berikut adalah penjelasan detail tentang bagaimana mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia:

1. Melalui Makanan

a. Makanan Laut Mikroplastik yang ada di lautan sering dikonsumsi oleh organisme laut, seperti ikan, kerang, udang, dan plankton. Mikroplastik ini memasuki rantai makanan ketika makhluk laut tersebut tidak sengaja memakan partikel plastik yang ukurannya kecil, atau bahkan karena partikel plastik ini mengapung di lingkungan perairan. Ketika manusia mengkonsumsi makanan laut, terutama spesies yang dikonsumsi secara utuh seperti kerang, udang, dan tiram, mikroplastik yang tertelan oleh hewan tersebut juga ikut masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam penelitian, ditemukan bahwa sekitar 90% kerang yang dikonsumsi di seluruh dunia mengandung mikroplastik.

b. Garam Laut Garam laut, yang diperoleh melalui penguapan air laut, juga berpotensi terkontaminasi oleh mikroplastik. Penelitian telah menemukan partikel mikroplastik dalam banyak merek garam laut yang dijual di pasaran. Proses produksi garam yang melibatkan air laut yang tercemar membuat partikel mikroplastik ikut terkandung di dalamnya.

c. Air Minum Mikroplastik juga ditemukan dalam air minum, baik dalam air keran maupun air kemasan. Partikel plastik ini bisa masuk ke air minum melalui pipa saluran air yang sudah tua, kontaminasi dari lingkungan, atau berasal dari kemasan plastik air minum botolan itu sendiri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Orb Media menemukan bahwa 83% sampel air kemasan di seluruh dunia mengandung mikroplastik.

d. Makanan Kemasan Banyak makanan yang dikemas dalam plastik juga bisa terkontaminasi oleh mikroplastik. Selama proses produksi, kemasan, atau penyimpanan, partikel mikroplastik dapat terlepas dari bahan kemasan dan masuk ke makanan. Makanan cepat saji, misalnya, sering dikemas dalam plastik sekali pakai yang dapat menghasilkan mikroplastik selama penyimpanan dan transportasi.

2. Melalui Air Minum

Mikroplastik ditemukan dalam air minum di berbagai sumber, termasuk air keran dan air botolan. Air minum dapat terkontaminasi oleh mikroplastik melalui beberapa jalur:

  • Air Permukaan yang Tercemar: Air sungai, danau, dan sumber air lainnya yang digunakan sebagai sumber air minum sering kali terkontaminasi oleh partikel mikroplastik yang berasal dari limbah plastik yang terbuang ke lingkungan.
  • Proses Filtrasi Air yang Kurang Efektif: Sistem pengolahan air limbah di banyak tempat tidak dirancang untuk menyaring partikel mikroplastik yang sangat kecil, sehingga mikroplastik dapat lolos dan masuk ke sumber air minum.
  • Botol Plastik: Mikroplastik juga dapat berasal dari kemasan botol plastik yang terdegradasi atau mengeluarkan partikel kecil selama penyimpanan. Plastik dalam botol minuman sering kali melepaskan mikroplastik akibat perubahan suhu atau gesekan.

3. Melalui Udara

Mikroplastik tidak hanya ada di dalam air dan makanan, tetapi juga ditemukan di udara yang kita hirup. Mikroplastik dapat masuk ke udara dari berbagai sumber, seperti:

  • Serat Mikro dari Pakaian dan Tekstil: Pakaian berbahan sintetis (polyester, nylon, acrylic) melepaskan serat mikro yang sangat kecil saat digunakan atau dicuci. Serat-serat ini bisa terbawa oleh angin atau terlepas ke lingkungan dalam bentuk debu mikroplastik.
  • Debu Rumah Tangga: Mikroplastik juga ditemukan dalam debu rumah tangga yang berasal dari tekstil, produk plastik rumah tangga, dan bahan bangunan. Partikel-partikel plastik ini dapat terhirup oleh manusia ketika debu tersebut beterbangan di udara.
  • Polusi Udara: Di daerah perkotaan yang padat dengan kendaraan, polusi udara seringkali mengandung partikel-partikel kecil plastik yang berasal dari abrasi ban kendaraan atau produk plastik lainnya. Polusi ini dapat menyebar melalui angin dan dihirup oleh manusia.

4. Melalui Kontaminasi Kemasan Makanan

Banyak makanan yang dikemas dalam plastik, seperti wadah makanan, pembungkus plastik, atau botol plastik. Plastik yang digunakan untuk mengemas makanan bisa terdegradasi seiring waktu, terutama jika terpapar panas, cahaya, atau kondisi penyimpanan yang buruk. Dalam proses ini, plastik melepaskan partikel-partikel kecil ke dalam makanan. Contohnya:

  • Makanan yang Dipanaskan di Wadah Plastik: Menggunakan wadah plastik untuk memanaskan makanan di microwave dapat meningkatkan risiko partikel mikroplastik terlepas dan masuk ke makanan akibat panas.
  • Pembungkus Plastik: Pembungkus plastik yang digunakan untuk menyimpan makanan juga bisa melepaskan mikroplastik, terutama saat makanan yang disimpan bersifat berminyak atau asam.
Dampak Potensial Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia

Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan manusia masih berkembang, ada beberapa risiko potensial yang telah diidentifikasi:

  • Peradangan dan Kerusakan Jaringan: Mikroplastik yang terhirup atau tertelan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada jaringan tubuh, terutama di saluran pernapasan atau pencernaan.
  • Gangguan Endokrin: Banyak plastik mengandung bahan kimia seperti BPA (Bisphenol-A) dan ftalat, yang dikenal sebagai pengganggu endokrin. Bahan kimia ini bisa mempengaruhi hormon dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan masalah reproduksi dan gangguan metabolisme.
  • Akumulasi dalam Tubuh: Partikel mikroplastik yang sangat kecil mungkin dapat menembus membran sel atau jaringan tubuh, dan tidak mudah dikeluarkan. Ini dapat menyebabkan akumulasi dalam organ dan meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang.

Dengan berbagai cara masuknya mikroplastik ke dalam tubuh, menjadi penting untuk mengambil tindakan untuk meminimalkan paparan terhadap partikel berbahaya ini, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, beralih ke produk alami, dan meningkatkan filtrasi air serta menjaga kebersihan udara dalam ruangan.

Dampak Potensial Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia

Meskipun penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan manusia masih berkembang, ada beberapa risiko potensial yang telah diidentifikasi:

  • Peradangan dan Kerusakan Jaringan: Mikroplastik yang terhirup atau tertelan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada jaringan tubuh, terutama di saluran pernapasan atau pencernaan.
  • Gangguan Endokrin: Banyak plastik mengandung bahan kimia seperti BPA (Bisphenol-A) dan ftalat, yang dikenal sebagai pengganggu endokrin. Bahan kimia ini bisa mempengaruhi hormon dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan masalah reproduksi dan gangguan metabolisme.
  • Akumulasi dalam Tubuh: Partikel mikroplastik yang sangat kecil mungkin dapat menembus membran sel atau jaringan tubuh, dan tidak mudah dikeluarkan. Ini dapat menyebabkan akumulasi dalam organ dan meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang.

Dengan berbagai cara masuknya mikroplastik ke dalam tubuh, menjadi penting untuk mengambil tindakan untuk meminimalkan paparan terhadap partikel berbahaya ini, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, beralih ke produk alami, dan meningkatkan filtrasi air serta menjaga kebersihan udara dalam ruangan.

Dampak mengkonsumsi mikroplastik terhadap tubuh manusia masih menjadi subjek penelitian yang intensif. Namun, dari studi-studi yang telah ada, beberapa risiko potensial telah diidentifikasi terkait akumulasi mikroplastik di tubuh manusia. Mikroplastik dapat menimbulkan risiko kesehatan melalui berbagai cara, terutama karena komponen kimia yang terdapat di dalamnya dan reaksi tubuh terhadap partikel asing. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai dampaknya:

1. Peradangan dan Iritasi Jaringan

Mikroplastik yang tertelan atau terhirup dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada jaringan tubuh, khususnya pada saluran pencernaan dan pernapasan. Partikel mikroplastik yang sangat kecil mungkin bisa menembus dinding usus atau terperangkap dalam sistem pernapasan. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap partikel asing ini dapat memicu peradangan kronis. Dalam jangka panjang, peradangan ini bisa merusak jaringan dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti fibrosis (penebalan dan pembentukan jaringan parut) pada organ.

2. Gangguan pada Sistem Pencernaan

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan. Partikel-partikel plastik yang tidak dapat dicerna berpotensi mengganggu proses penyerapan nutrisi dan menyebabkan gangguan pencernaan, seperti:

  • Perubahan mikrobiota usus: Mikroplastik bisa mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, yaitu kumpulan bakteri baik yang berperan penting dalam pencernaan dan kesehatan sistem imun. Ketidakseimbangan ini berpotensi menyebabkan masalah seperti gangguan pencernaan atau penyakit terkait peradangan usus.
  • Penurunan Penyerapan Nutrisi: Mikroplastik dapat menyebabkan penghambatan mekanis pada dinding usus, mengganggu penyerapan nutrisi penting dari makanan. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan defisiensi nutrisi yang memengaruhi metabolisme dan kesehatan tubuh secara umum.

3. Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Banyak jenis plastik mengandung bahan kimia beracun, seperti BPA (Bisphenol-A)ftalatstiren, dan logam berat (misalnya timbal dan kadmium). Bahan-bahan kimia ini sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk memberikan fleksibilitas atau ketahanan pada plastik. Ketika mikroplastik masuk ke dalam tubuh, bahan kimia ini dapat dilepaskan dan memicu berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Gangguan Endokrin: BPA dan ftalat dikenal sebagai pengganggu endokrin, yang berarti mereka dapat mengganggu fungsi normal hormon dalam tubuh. Paparan terhadap pengganggu hormon ini dapat menyebabkan masalah pada sistem reproduksi, seperti infertilitasgangguan perkembangan janin, serta peningkatan risiko kelainan hormon seperti diabetes dan obesitas.
  • Kerusakan Organ: Beberapa bahan kimia yang terdapat pada mikroplastik, seperti stiren, diketahui sebagai karsinogen (zat yang bisa memicu kanker). Jika zat ini terakumulasi dalam jumlah besar di tubuh, terutama di organ seperti hati, ginjal, atau otak, risiko kanker bisa meningkat. Selain itu, logam berat yang sering ditemukan di mikroplastik juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital, seperti kerusakan ginjalkerusakan saraf, dan penurunan fungsi otak.

4. Reaksi Imunologis

Mikroplastik bisa menyebabkan aktivasi sistem imun karena partikel plastik ini dikenali sebagai zat asing oleh tubuh. Sistem imun akan merespons dengan cara menyerang partikel tersebut, dan ini bisa memicu peradangan sistemik. Peradangan sistemik yang berlangsung lama dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti:

  • Alergi: Mikroplastik yang mengandung aditif kimia atau bahan beracun lainnya dapat memicu reaksi alergi pada beberapa individu. Alergi ini bisa berupa reaksi kulit, gangguan pernapasan, atau gangguan pencernaan.
  • Peningkatan Risiko Penyakit Autoimun: Ketika sistem imun terus-menerus terpapar mikroplastik dan berusaha mengatasinya, hal ini bisa memicu peningkatan risiko penyakit autoimun, di mana sistem imun mulai menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Contohnya termasuk penyakit seperti lupusrheumatoid arthritis, dan penyakit inflamasi usus.

5. Gangguan pada Sistem Pernapasan

Mikroplastik yang terhirup dari udara dapat masuk ke paru-paru dan memicu gangguan pada sistem pernapasan. Serat mikro dari tekstil sintetis, debu plastik, atau partikel plastik yang beterbangan di udara dapat menyebabkan berbagai masalah seperti:

  • Iritasi Paru-Paru: Partikel mikroplastik yang mengendap di paru-paru dapat menyebabkan iritasi pada jaringan paru-paru, yang dapat mengakibatkan batuk, sesak napas, atau gejala mirip dengan penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Penyakit Pernapasan Kronis: Paparan jangka panjang terhadap mikroplastik yang terhirup bisa memicu bronkitis kronisasma, atau bahkan meningkatkan risiko kanker paru-paru akibat iritasi dan peradangan yang terus menerus.

6. Akumulasi di Organ Vital

Studi awal pada hewan menunjukkan bahwa mikroplastik yang sangat kecil (nanoplastik) bisa masuk ke aliran darah, dan berpotensi menyebar ke organ-organ vital seperti hati, jantung, ginjal, dan otak. Akumulasi partikel mikroplastik di organ-organ ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Kerusakan Hati dan Ginjal: Organ seperti hati dan ginjal bertugas untuk menyaring zat-zat beracun dari darah. Jika mikroplastik terakumulasi di organ ini, fungsinya dapat terganggu, meningkatkan risiko gagal ginjal atau kerusakan hati.
  • Gangguan Fungsi Otak: Mikroplastik yang masuk ke otak dapat memicu neuroinflamasi, yaitu peradangan pada jaringan otak, yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan memicu penyakit degeneratif seperti Alzheimer atau Parkinson.

7. Peningkatan Risiko Kanker

Sejumlah bahan kimia yang terkandung dalam mikroplastik diketahui bersifat karsinogenik. Jika terakumulasi dalam tubuh dalam jangka panjang, mikroplastik dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, terutama kanker pada organ-organ yang terpapar langsung seperti saluran pencernaan, paru-paru, dan kulit.

8. Potensi Kerusakan DNA

Penelitian pada sel kultur menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan DNA. Partikel plastik yang sangat kecil, terutama nanoplastik, bisa berinteraksi dengan DNA dan menyebabkan mutasi yang berpotensi memicu kanker atau kelainan genetik lainnya. Paparan terhadap zat-zat kimia yang terkandung dalam mikroplastik, seperti logam berat, juga bisa merusak DNA dan berisiko menyebabkan penyakit kronis.

9. Pengaruh pada Sistem Reproduksi

Paparan mikroplastik yang mengandung bahan kimia pengganggu endokrin juga dapat mempengaruhi sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, paparan jangka panjang terhadap bahan kimia seperti ftalat dapat menurunkan kualitas sperma, mengurangi kesuburan, dan meningkatkan risiko infertilitas. Pada wanita, gangguan hormon akibat mikroplastik bisa mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan gangguan hormon, serta mempengaruhi kesehatan janin selama kehamilan.

Dampak mikroplastik pada manusia memerlukan penelitian lebih lanjut

Meskipun dampak langsung dari mikroplastik pada kesehatan manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti-bukti awal menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menimbulkan risiko yang signifikan bagi kesehatan. Mengingat sulitnya menghindari sepenuhnya paparan mikroplastik di lingkungan modern, tindakan pencegahan seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menyaring air minum, dan memilih produk bebas mikroplastik sangat penting untuk melindungi kesehatan kita.

 

Artikel Terkait Issue Mikroplastik

 

Ditulis Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya