Diterbitkan pada 17 July 2023
Oleh: Admin
Dilihat: 61 Kali
KOLABORASI KEDUA PSC DAN REKAM NUSANTARA DENGAN PESANTREN DAARUL ULUUM DI ACARA MASA PENGENALAN PONDOK
Source: PSC WWF Indonesia
Bagikan

Pada tanggal 15 hingga 17 Juli 2023, Pesantren Daarul Uluum mengadakan Masa Pengenalan Pondok (Mapenpo) untuk para santri baru. Salah satu kegiatan yang diadakan adalah edukasi mengenai pengelolaan sampah, yang diinisiasi oleh Rekam Nusantara, Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor, Tim TPST Bantar Kemang, dan WWF Indonesia pada Minggu, 16 Juli 2023.

Kolaborasi Plastic Smart Cities di Kota Bogor

Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kolaborasi tahun kedua Plastic Smart Cities di Kota Bogor. Rekam Nusantara bekerja sama dengan Pesantren Daarul Uluum untuk mengingatkan kembali tentang pentingnya implementasi Plastic Smart Cities di Kota Bogor. Melalui edukasi ini, para santri diberikan gambaran tentang menjaga lingkungan, pengelolaan sampah plastik, serta pemilahan sampah yang efektif.

Penyampaian Materi tentang Pengelolaan Sampah di Pesantren Daarul Uluum

Puluhan santri baru berkumpul di aula Pesantren Daarul Uluum yang berada di Kawasan Bantar Kemang, Baranangsiang, Kota Bogor. Mereka diberikan materi mengenai jenis sampah organik dan anorganik melalui bahan peraga yang telah disediakan. Selain itu, ada sesi tanya jawab yang interaktif, di mana santri yang aktif diberikan merchandise dari Rekam Nusantara dan WWF.

Pemahaman tentang Sampah Organik dan Anorganik

Materi yang disampaikan mencakup perbedaan antara sampah organik dan anorganik. Silvia Macpal, salah satu santri, menjelaskan bahwa sampah organik adalah sampah yang bisa didaur ulang seperti sisa makanan, kayu, dan kertas, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti plastik dan kain. Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai bagaimana sampah organik dapat terurai secara alami, sedangkan sampah anorganik memerlukan bantuan teknologi untuk didaur ulang.

Bahaya Mikroplastik dan Inisiatif WWF

Saipul Siagian dari WWF Indonesia juga menyampaikan materi tentang bahaya mikroplastik yang berasal dari plastik yang terpecah akibat paparan panas matahari. Mikroplastik ini dapat masuk ke dalam rantai makanan manusia melalui ikan yang tercemar. Oleh karena itu, WWF berinisiatif untuk mengelola sampah plastik dengan lebih cerdas dan mencegah polusi plastik yang lebih lanjut.

Peran Kota Bogor dalam Mendukung Plastic Smart Cities

Program pengelolaan sampah yang diinisiasi oleh WWF juga didukung oleh Pemerintah Kota Bogor di bawah kepemimpinan Bima Arya Sugiarto. Bogor menjadi kota pertama di Indonesia yang mendukung Plastic Smart Cities, dengan tujuan mengelola sampah plastik dengan baik dan mencegah sampah masuk ke sungai yang dapat berdampak negatif bagi manusia.

Edukasi Praktis tentang Pemilahan Sampah oleh Satgas Naturalisasi Ciliwung

Suparno dari Satuan Tugas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor menyampaikan materi tentang pentingnya pemilahan sampah, terutama sampah yang tidak mengandung air, agar dapat diolah kembali menjadi bahan bakar minyak (BBM). Ia juga menunjukkan contoh tusukan makanan dari bambu yang dapat terurai sebagai salah satu cara meminimalisir sampah anorganik.

Antusiasme Santri dalam Menyikapi Materi Edukasi

Para santri sangat antusias dalam mengikuti sesi tanya jawab. Mereka aktif menjawab pertanyaan dari para pemateri, seperti pertanyaan tentang lamanya waktu yang dibutuhkan plastik untuk terurai yang dijawab oleh Rafi Fauzan, santri kelas 7 Regular, dengan benar yaitu 450 tahun. Selain itu, Ghomedi Mahendra Yusuf dari kelas 12 Akselerasi menjelaskan bahwa pemilahan sampah bertujuan untuk memudahkan proses daur ulang.

Kesimpulan dan Harapan dari Kegiatan Edukasi Sampah

Setelah seluruh kegiatan edukasi selesai, para santri yang aktif mendapatkan merchandise sebagai apresiasi. Siti Azizah, salah seorang Himpunan Santri Daarul Uluum, mengakui bahwa acara ini sangat bermanfaat bagi para santri dalam membedakan sampah organik dan anorganik. Ia berharap pesantren dapat menjadi lebih bersih, indah, dan nyaman setelah kegiatan ini.

Ustad Wahyu: Mengubah Cara Pandang tentang Sampah

Ustad Wahyu, salah satu pengajar di Pesantren Daarul Uluum, berharap acara edukasi ini dapat mengubah cara berpikir santri tentang sampah. Ia berharap para santri dapat menyadari bahwa sampah tidak hanya merupakan barang yang tidak berguna, tetapi juga dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pajangan atau produk lainnya.

Dengan kegiatan edukasi ini, diharapkan para santri dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka dapatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar mereka. 

 

Artikel Terkait Kampanye Kolaborasi WWF Youth Activist

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya