Diterbitkan pada 16 November 2022
Oleh: Admin
Dilihat: 337 Kali
MENGAJAK BIJAK KELOLA SAMPAH LEWAT KONTEN DIGITAL
Source: PSC WWF Indonesia
Bagikan

Teknologi digital semakin berkembang pesat, menjadikan gawai pintar sebagai kebutuhan primer bagi banyak orang. Selain berfungsi sebagai media komunikasi, akses internet juga memungkinkan pencarian informasi secara mudah dan cepat. Platform seperti media sosial pun dimanfaatkan untuk berbagi berbagai konten, termasuk foto, video, gambar, dan update status. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh program Plastic Smart Cities (PSC), sebuah gerakan global yang diinisiasi oleh WWF, bekerja sama dengan Yayasan Rekam Nusantara untuk mengadakan pelatihan “Digital Storytelling” di Bogor, Rabu (16/11/22).

Memanfaatkan Digital Storytelling untuk Penyadartahuan Isu Sampah

Pelatihan ini dihadiri oleh para pengelola bank sampah, TPS3R, dan kelompok sadar wisata yang berfokus pada isu persampahan. Wahyu Mulyono dan Yoki Hadiprakarsa bertindak sebagai pengampu pelatihan, menjelaskan bahwa membuat konten digital storytelling dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa perlu keterampilan ekstra seperti pembuatan film panjang. "Intinya, kita bercerita melalui konten digital. Bisa menggunakan tools yang tersedia secara gratis seperti Canva," kata Wahyu.

Pengambilan Gambar dengan Gawai Pintar

Untuk mendukung konten digital, pengambilan gambar dapat dilakukan menggunakan gawai pintar. "Yang terpenting adalah pengemasan cerita agar menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Menggabungkan seni bercerita dengan teknologi yang ada saat ini," lanjut Wahyu. Menyebarkan pesan penyadartahuan terkait isu sampah melalui konten digital dianggap lebih efektif, mengingat sebagian besar masyarakat mengonsumsi informasi melalui saluran digital.

Visi Bersama dalam Pengelolaan Sampah

"Kita sama-sama punya visi menjaga bumi ini, terutama terkait dengan sampah. Banyak yang tidak tahu mengapa sampah harus dipisahkan atau cara menghasilkan uang dari sampah. Informasi ini bisa dikemas menarik melalui konten digital dan disebarkan lewat grup WhatsApp atau media sosial lainnya," jelas Wahyu. Ia berharap para peserta pelatihan bisa mengambil peran strategis, tidak hanya sebagai konsumen konten digital, tetapi juga sebagai pembuatnya.

Tips Membuat Digital Storytelling

Menurut Wahyu, dalam membuat konten digital storytelling, penting untuk mengangkat sisi personal dan tidak perlu ragu untuk memulainya. "Jangan pernah malu. Buat saja dulu, jangan ditunda. Cari ide dari diri kita dan kegiatan sehari-hari," katanya. Konten digital storytelling sebaiknya lebih ringkas dan padat, dengan pesan yang mudah dipahami. Riset juga penting dilakukan untuk memastikan keakuratan data dalam konten.

Membangun Komunikasi yang Efektif

Yoki Hadiprakarsa menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan agar para pegiat isu persampahan bisa menyampaikan pesan ajakan menjaga bumi bebas dari sampah secara efektif. "Kita harus pandai dan cakap membangun komunikasi dalam menyampaikan pesan peduli sampah hingga akhirnya diterjemahkan dalam suatu perubahan," kata Yoki. Ia menekankan bahwa penyadartahuan melalui komunikasi digital sangat efektif mengingat mayoritas warga bersentuhan dengan media sosial setiap hari.

Menyampaikan Pesan Edukasi Melalui Konten Digital

Acara pelatihan ini dirancang agar peserta bisa belajar mengemas konten menarik dari aspek teoritis hingga pengaplikasiannya. Harapannya, pesan edukasi pengelolaan sampah bisa dengan mudah tersampaikan sehingga muncul gerakan perubahan. "Gerakan yang muncul dari penyadartahuan lewat konten digital ini proporsi untuk kita sebenarnya hanya sekian persen. Proporsi terbanyaknya untuk generasi yang akan datang. Kita harus terus berproses dan mengevaluasi diri," jelas Yoki.

Harapan untuk Peserta Pelatihan

Yoki berharap para peserta bisa membangun ekosistem digital storytelling yang menarik terkait isu pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik. "Semua orang bertanggung jawab menjadikan tempat tinggalnya lebih baik. Sehingga akan lahir gerakan-gerakan kecil untuk mengelola sampah dan menghasilkan dampak besar," ujarnya.

Mengemas Informasi Menjadi Menarik

Titin, pengelola TPS3R Mutiara Bogor Raya, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan ilmu berharga untuk mengemas informasi terkait pengelolaan sampah menjadi lebih menarik. "Kami belajar membuat informasi lebih menarik agar semakin banyak orang tergerak ikut berpartisipasi dalam menjaga bumi," katanya.

Memperluas Wawasan dan Menyebarkan Kebaikan

Reni Ekawati, aktivis Yayasan Wangi Bumi Nusantara Depok, merasa senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. "Kegiatan ini menambah wawasan terkait digital storytelling. Penyadartahuan masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah harus terus dilakukan agar semakin banyak orang yang tergerak bersama-sama menjadikan bumi bebas dari sampah," ujar Reni.

Pelatihan ini diharapkan dapat memicu para peserta untuk terus menyebarkan kebaikan melalui konten digital, mengajak masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

 

Artikel Terkait Issue Kampanye WWF

 

Optimasi SEO Oleh Yudi Wahyudi Sebagai Bentuk Penguatan Kampanye Plastic Smart Cities dan Aplikasi AKSI  WWF Indonesia

Download Aplikasi AKSI dan Ambil Peranmu untuk Kurangi Sampah Plastik

Gabung sebagai nasabah Plastic Smart Cities sekarang dan dapatkan berbagai keuntungan dari menjaga lingkungan.

scan disini

qrcode wwf

Atau dapatkan di

Panduan Aplikasi AKSI

WWF Indonesia

 

 

Baca lengkap publikasi ini
Artikel Lainnya
Publikasi Lainnya